Kompasiana adalah salah satu media sosial, yang bisa mempertemukan banyak orang secara virtual. Dengan hobi yang sama, yaitu menulis, banyak orang, yang disebut sebagai Kompasianer, berteman baik melalui platform blogging ini.
Secara gampangnya, jumlah teman dapat dihitung dari jumlah follower dari dan jumlah yang di-follow oleh seorang Kompasianer. Ya, pastinya mereka ini adalah orang-orang yang telah terinspirasi dari tulisan sang Kompasianer, dan orang-orang yang juga memberikan inspirasi kepada Kompasianer dalam menulis.
Jalinan hubungan pertemanan dimulai dari awalnya sekedar membaca konten tulisan, kemudian memberikan nilai, sampai kepada memberi komentar. Lebih akrabnya, saling berbalas komentar. Ini sudah terlihat sebagai ajang silahturahmi yang biasa bagi para Kompasianer. Semua ini sangat baik, apalagi ada kepercayaan bahwa silahturahmi dapat memperpanjang umur.
Di sini, penulis ingin mengangkat salah satu cara pertemanan ala Kompasianer, yaitu dalam memberi nilai akan suatu konten. Sudah diketahui bersama, nilai akan suatu konten terdiri dari tujuh opsi, yaitu aktual, bermanfaat, inspiratif, menarik, menghibur, tidak menarik, dan unik.
Dari ketujuh nilai tersebut, menurut penulis, keenamnya berbau positif. Sementara ada satu yang berbau negatif, yaitu "tidak menarik". Iya, satu dibanding enam. Inilah yang akan penulis sedikit bahas di catatan yang tidak terlalu serius ini.
Mengingat budaya Indonesia yang menjunjung tinggi kesopansantunan, kebanyakan tidak ingin menyakiti perasaan orang lain. Hal ini juga tentunya karena mereka sendiri tidak ingin disakiti.
Bayangan penulis, ketika suatu tulisan tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada pembaca, dan mengingat budaya yang telah penulis ulas, maka kecenderungan buruknya adalah pembaca akan sekedar skip tulisan tersebut dan pindah ke konten tulisan lain, tidak sampai meninggalkan nilai negatif.
Dengan tidak adanya pemberian minimal salah satu dari enam nilai positif pada konten dan sedikitnya jumlah mata pembaca yang terekam, secara tersirat sudah mengisyaratkan bahwa ada kemungkinan konten tersebut tidak menarik.
Di sisi lain, Kompasiana sendiri juga pasti punya tujuan untuk menempatkan opsi nilai "tidak menarik" tersebut di antara nilai-nilai lainnya, yang positif itu.
Uniknya di sini. Selama penulis yang masih berumur jagung ini membaca tulisan para Kompasianer, belum ada terlihat seorangpun yang memberikan nilai "tidak menarik". Lagipula, bukan juga merupakan suatu hal yang perlu dibanggakan, ketika nilai terbanyak atas konten kita adalah "tidak menarik".