“Malas berhubungan intim dengan waktu, dan mirisnya, malas telah berhasil membunuh banyak waktu dan menjadikannya sia-sia.”
Malas adalah musuh besar yang harus diberantas. Setiap hari, dari hari ke sehari, selalu ada pertarungan baru dimana penulis berhadapan dengan rasa malas. Harus diakui bahwa ada kalanya penulis kalah dalam pertarungan, ada pula kalanya penulis berhasil mendapatkan piala kemenangan.
Menilik ke belakang dan menilai kondisi kini yang terjadi, ada rasa penasaran yang tebersit di benak penulis, tentang amunisi apasih yang paling efektif untuk membumihanguskan rasa malas? Syukur kepada Tuhan, diberikanNya penulis hikmat dan dimampukan-Nya untuk dapat menulis seperti ini:
Didikan orang tua
Dalam keadaan normal, penulis yakin tidak ada satupun orang tua yang tidak ingin anaknya tumbuh dan besar menjadi pribadi yang berguna bagi agama, sesama, maupun bangsa dan negara. Mengapa dalam keadaan normal? Karena sekarang terdapat keadaan tidak normal yang sudah menjadi normal karena dikonsumsi rutin mungkin hampir setiap hari.
Tengoklah, portal berita baik itu nasional maupun regional, baik itu dalam bentuk cetak maupun online, kerap kali memberitakan kekerasan orang tua terhadap anak. Yang paling dini adalah semisal pembuangan anak hasil hubungan gelap orang tuanya.
Gelap disini bukan berarti tidak ada cahaya, melainkan hubungan yang tidak ada restu dan belum sah baik secara agama maupun hukum negara. Anak itu tidak bersalah, tetapi orang tuanya bersalah. Mungkin anak itu (yang telah terbuang itu) lebih cepat masuk surga dibanding orang tuanya.
Semuanya kita sepakat bahwa anak kecil adalah penduplikat yang tercepat dan terbaik. Oleh karena itu, waktu dimana sang anak kecil belum tahu mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, adalah saat-saat yang penting bagi orang tua untuk membentuk karakter anak.
Kembali ke topik. Bagaimana sang anak yang masih ingusan itu bisa menjadi rajin, kalau melihat orang tuanya suka bermalas-malasan? Ibarat kata, seperti orang tua berbicara kepada anak supaya jangan merokok, tetapi yang terlihat di depan mata anak, sebatang rokok yang terus menempel di jari-jari ayahnya.