"Bukan hanya aksi, narasi juga penting !" mungkin ini menjadi pelajaran utama dalam melakukan upaya bersama untuk berbagai kegiatan, termasuk dalam hal melestarikan dan mengembangkan seni budaya Betawi.
Penampilan warga negara asing yang "maen" musik gambang kromong, "nandak" tari kreasi Betawi dan "main pukulan" pencak silat pada Pagelaran Pesona Seni Budaya Betawi untuk Indonesia mendapat sambutan meriah. Tamu undangan duta besar negara-negara sahabat, serta organisasi, lembaga dan individu penggiat seni budaya Betawi nampak memberi apresiasi kepada Yayasan Benyamin Suaeb (YBS) dengan dukungan penuh pemerintah provinsi DKI Jakarta yang telah menyelenggarakan acara ini. Pagelaran yang dilaksanakan Jumat malam, 15 November 2019 di pelataran gedung Balai Kota DKI Jakarta ini memang merupakan rangkaian akhir setelah kegiatan audisi seni budaya betawi dan pelatihan singkat warga negara asing yang dilaksanakan sepanjan tahun 2019.
Tampil apik dengan paduan musik gambang kromong dan orkestra garapan musisi handal Indro Hardjodikoro, acara mengalir jadi satu kesatuan memadukan rangkaian nomor seni musik gambang kromong arahan Firman Jalut, tari Betawi arahan Andi Supandi, pencak silat arahan Bachtiar dari sanggar Si Pitung dan sohibul hikayat yang dibawakan tokoh seniman Betawi, Bang Yahya.
Perwakilan peserta pelatihan dari warga negara Australia, Jepang dan Somalia mengaku mengaku senang dapat kesempatan mengenal dan berlatih seni budaya Betawi, dan bermaksud mempelajarinya lebih jauh lagi.
Kesan baik juga disampaikan plt kepala dinas pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta, yang menyampaikan penghargaan kepada Yayasan Benyamin Suaeb atas sajian acara yang menarik. Kedepan diharapkan acara seperti ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Penyelenggaraan rangkaian kegiatan Pesona Seni Budaya Betawi ini tentu tak lepas dari visi gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bahwa seni budaya Betawi hendaknya tidak hanya dilestarikan, tapi juga dikembangkan.
Dalam sambutan Gubernur DKI Jakarta yang disampaikan oleh Deputi Gubernur DKI bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Dadang Solihin, disampaikan bahwa keunggulan nilai-nilai seni budaya Betawi adalah terbuka.
"Seni budaya Betawi itu inklusif... Bisa menerima perbedaan, namun tetap menjungjung tinggi nilai-nilai ketuhanan YME, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan berkeadilan sosial." katanya
Lebih lanjut Dadang menjelaskan bahwa Betawiisne inilah yang mengandung nilai-nilai yang perlu dilestarikan. "Seni Budaya Betawi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasilia ini, tidak hanya menjadi sumbangan besar masyarakat Betawi bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia namun dapat menjadi inspirasi bagi perdamaian dunia." tandasnya.
Dalam kesempatan ini pula, lewat sambutan yang dibacakan oleh deputi, gubernur menyampaikan bahwa, upaya pelestarian seni budaya Betawi melalui kegiatan promosi dan pemasaran ke berbagai negara akan memberi pesan damai yang sangat dibutuhkan oleh dunia internasional dewasa ini.
Beno Rachmat Benyamin, selaku ketua Yayasan Benyamin Suaeb (YBS) dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa YBS menjadikan BetawiISme sebagai slogan untuk mempromosikan nilai-nilai budaua Betawi tersebut. "Karena nilai-nilai Betawiisme yang bisa menerima perbedaan inilah yang menjadikan Jakarta menjadi ibukota negara setidaknya hingga saat ini."