Lihat ke Halaman Asli

Honing Alvianto Bana

Hidup adalah kesunyian masing-masing

Masyarakat TTS, Kami Menolak Lupa

Diperbarui: 30 Januari 2022   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunitas embun molo/dokpri

1. Cendana kami dijarah puluhan tahun. Kini tidak tersisa, dan kami belum Sejahtera.

2. TTS dulu dikenal sebagai istana sapi, tapi dipermainkan puluhan tahun, dan kami  masih tetap melarat.

3. Apel kami yang dulu terkenal hingga pelosok negri, menghilang pulahan tahun, dan sampai hari ini oemerintah belum memperhatikan dengan serius petani dan para pengembang Apel TTS.

4. Batu Marmer kami dijarah, hutan-hutan digunduli, dan masyarakat Masyarakat Mollo berontak karena sumber air mereka mulai mengering.

5. Batu Warna kami dirampok dan keindahan pantai Kolbano semakin memudar.

6. Batu Mangan kami dijual murah, dan nasip kami masih terkatung-katung.

7. Makanan Lokal kami di olok-olok, agar kami menyembah hanya kepada beras lalu meninggalkan makanan-makanan lokal lainnya,  lalu kami diajak menjadi TKW atau TKI.

8. Lalu daerah kami di beri gelar daerah termiskin dan daerah terbelakang.

9. Kedepan Sumber Daya Alam kita akan dijarah lagi lewat tambang skala besar, apakah kita akan sejahtera? Belajarlah dari sejarah.

10. Mulai hari ini kita harus BERSEPAKAT, esok atau lusa kita harus bersama-sama keluar dari dunia maya ini, muncul di dunia nyata dan menunjukan BAHWA KITA masih PEDULI , KITA  masih MENCINTAI TANAH KELAHIRAN dan KITA masih akan terus BERGERAK .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline