Lihat ke Halaman Asli

Honing Alvianto Bana

Hidup adalah kesunyian masing-masing

Puisi | Tanah adat

Diperbarui: 16 Januari 2022   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I. Habis

setiap kali hujan turun
kenangan itu kembali memenuhi dadamu:
padang memberikan tubuhnya untuk para gembala, hutan mempersilakan kau berburu
dan sungai sungai jernih menghapus bau keringat anak-anakmu. 

tetapi kini hanya kenangan yang tersisa
sejak anak-anakmu berburu rupiah di negri negri nun jauh. sebab di sini, kau tahu sendiri: buruan kehilangan hutan, anak anak kehilangan padang, dan sungai kehilangan jernih. 

setiap kali hujan  turun
kau kenang lagi kejadian tempo hari
tetapi kau telah kehabisan banyak air mata. 

Oenasi, Januari 2022

II.  Tabah 

Ke alamat rumahmu,
Saya mengirim rindu dan doa
Semoga sampai pada tujuan.

Karena tanah dikotamu
Adalah luka yang senantiasa menampung resah dan air mata
Menyimpan lagu-lagu melankolis
Dari tanah leluhur yang selalu tabah.

Oenasi, Januari 2022

III. Pulang

Pulanglah ke Mollo
belajarlah tentang cara
perempuan Mollo menenun amarah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline