Lihat ke Halaman Asli

Honing Alvianto Bana

Hidup adalah kesunyian masing-masing

Cerpen | Berita Kematian

Diperbarui: 12 Oktober 2020   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi 

I. TKI 

Empat tahun lalu, diiringi doa dan harap. Ia berangkat ke Malaysia. Hari ini, ia telah kembali. Di ujung pintu bandara, ia disambut orang-orang tersayang. Jasnya hitam. Wajahnya pucat. Tubuhnya kaku. Ia tertidur pulas bagai patung.

II. Mimpi

Siang tadi, kau bahagia tanpa sebab. Tertawa tanpa henti.

Malam ini, seseorang datang menyapamu lewat mimpi. Kau lihat wajahnya; murung. Kau seperti mengenalnya.

Pagi hari, kau terbangun, mengais  mimpi yang samar-samar. HP berdering. Ayah menelpon dari kampung. Semalam, adikmu mati kecelakaan. Kepalanya pecah dilindas tronton.

III. Anak yang tak kunjung pulang

Sejak pagi tadi, perempuan itu sangat bahagia.  Hari ini, anak laki-lakinya akan pulang. Tapi hingga tengah malam, anaknya tak kunjung tiba. Ia mulai terkantuk-kantuk dan bosan.

Mendadak seseorang mengetok pintu. Ia tergeragap dan bangkit. Tapi ia tak mendapati anaknya, kecuali berita duka; Anak laki-laki yang paling ia cintai, yang hari ini akan pulang ke rumah, sedang tertidur pulas di kamar mayat.

IV. Anjing mengaung

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline