Aku menyembah kepada semua diatas tanahku,
Kepada uis neno, kepada uis pah, dan kepada leluhurku.
Aku meminta izin kepada semua usif-usif diatas tanahku,
Maka izinkanlah aku sedikit mengungkapkan perasaanku untukmu, manisku:
Aku adalah kesadaran-kesadaran tak bersilsilah, yang melayang diatas rahim-rahim tempat kau berteduh.
Aku adalah kahyalan-khayalan penunggang kuda sepi, yang melilhami penenun-penenun dari hatimu yang sunyi.
Akulah yang pertama membalut tubuh mungilmu, dengan selimut-selimut lusuh tak tersentuh makna.
Akulah pelangi yang terbit dari matamu, setelah tetesan-tetesan embun membasahi pipimu yang jingga.
Aku adalah kabut-kabut kapas yang memelukmu dengan mesra, disaat musim-musim terlampau berat bagimu.