Lihat ke Halaman Asli

Honing Alvianto Bana

Hidup adalah kesunyian masing-masing

Hay Gays

Diperbarui: 29 Desember 2017   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu minggu terakhir ini, di NTT sedang viral dengan kalimat "hay gays". istilah "hay gays" ini bisa kita temui dimedia sosial, baik itu di instgram, facebook dan juga di group Whatsapp. viralnya istilah ini dikalangan remaja dan anak muda NTT berawal dari siarang langsung di instagram  yang dilakukan oleh salah seorang mahasiwi yang waktu itu sedang dalam perjalan dari kupang menuju atambua. 

Jika di kita melihat video itu secara cermat, maka sebetulnya tak ada hal yang aneh ataupun luar biasa. siaran langsung itu sama dengan siaran langsung yang pernah kebanyakan pengguna instagram lakukan, hanya mungkin mahasiswi tersebut berbicara dengan logat ala atambua. Istilah "hay gays" itu juga sebetulnya sudah biasa kita dengar di televisi, kita baca di  media sosial sampai pada percakapan sehari-hari pada jaman now ini.

Ketika istilah ini mulai viral, saya mencoba untuk melihat video tersebut dan juga membaca komentar-komentar yang ada. alangkah terkejutnya saat saya membaca komentar-komentar tersebut dipenuhi dengan  sejumlah bully-an dan cacian dari beberapa kalangan anak muda sendiri.

Setelah membaca komentar-komentar tersebut, saya mencoba untuk menempatkan diri saya pada posisi mahasiswi tersebut. saya bisa merasakan, mungkin ia merasa marah, malu ataupun trauma setelah videonya tersebut mulai viral, apalagi diikuti dengan bully-an serta cacian yang datang seperti hujan.

Dalam tulisan kali ini saya ingin memberikan masukan kepada para pelaku bullyng dan orang yang dibully tersebut. untuk orang-orang yang melakukan bullyng, cobalah untuk menempatakan posisi kalian pada posisi orang yang dibully, atau cobalah tempatkan diri kalian sebagai kakak dari seorang adik perempuan yang terkena dampak bullyng tersebut. 

Bisa dipastikan, kalian juga akan merasakan apa yang mungkin ia rasakan. mungkin marah, malu atau berakibat sampai pada tingkatan trauma. jika kalian sudah mampu menempatkan diri kalian dari sisi yang sama dengan orang yang dibully,  maka tentu kalian akan berhenti untuk membully karena hal tersebut berdampak sangat besar bagi kepribadian seseorang. 

Sedangkan solusi bagi mahasiswi yang dibully atau siapapun yang kedepan dibully, yaitu dengan cara "jangan marah"(tahan emosi). hal ini terdengar sederhana, tapi itulah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat orang-orang yang melakukan bullyng bisa berhenti atau tidak melanjutkan aksi bullyng tersebut. 

Kenapa hal ini yang harus dilakukan? ya karena dengan jangan marah (memaafkan) kita tak perlu melibatkan orang lain untuk membantu menghilangkan energi negatif dihati kita, cukup dengan modal berbesar hati. sekali lagi, hanya dengan cara seperti itu anda bisa menghadapi energi negatif yang datang dari luar. oh iya, satu lagi. kenapa jangan marah (tahan emosi)? karena orang-orang yang melakukan bullyng akan senang jika orang yang mereka bully itu marah, malu atau tersakiti. mereka memang orang-orang lucu karena mereka merasa senang, puas dan berhasil jika bisa membuat orang yang dibully marah dengan hinaan yang mereka lakukan. sederhananya, mereka merasa bahagia jika melukai perasaan orang lain.  

Jadi saya sarankan, lanjutkan saja melakukan aktivitas anda seperti biasa. seperti melakukan siaran langsung dengan menggunakan istilah yang sama juga, biar itu menjadi ciri khas anda. tak ada yang salah dengan hal tersebut, asalkan dalam melakukan siaran langsung tersebut tidak menggunakan kata-kata kotor. sekali lagi, tak ada yang salah.

Oh iya satu lagi, hujan tanggal 25 desember kemarin sudah menghapus jejak-jejak langkah yang  ragu-ragu dan menyakitkan, maka marilah  melangkah dengan penuh percaya diri tanpa pedulikan setan yang berteriak. ayo jalan terus..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline