“Seminggu menahan diri untuk tidak boros membeli
sesuatu yang tidak perlu, berhasil? Boleh beli Ice cream”
Pernah membuat catatan seperti ini? Nah, kalau kalian pernah melakukannya itu artinya kalian pernah berusaha untuk memodifikasi diri kalian sendiri. Catatan di atas merupakan salah satu catatan yang saya gunakan—hingga saat ini—dengan tujuan untuk membatasi pengeluaran uang tiap minggu.
Catatan seperti itu termasuk dalam reinforcement. Reinforcement merupakan metode dari modifikasi perilaku yang sifatnya menguatkan perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Metode dalam penguatan (reinforcement) dapat berupa pemberian hadiah (reward) maupun hukuman (punishment). Reinforcement sendiri dibagi menjadi dua yakni reinforcement positif dan reinforcement negatif. Dalam reinforcement positif, adanya konsekuensi—berupa stimulus yang menyenangkan—untuk meningkatkan frekuensi perilaku. Misalnya pemberian hadiah atau pujian. Sedangkan dalam reinforcement negatif, adanya konsekuensi—berupa penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan—untuk meningkatkan frekuensi perilaku. Misalnya berperilaku baik agar tidak dimarahi, konsekuensi ‘tidak dimarahi’ cenderung akan meningkatkan frekuensi dari ‘perilaku baik’ itu sendiri.
Dalam catatan di atas, saya menerapkan reinforcement positif yakni pemberian hadiah berupa ice cream yang merupakan makanan kesukaan saya. Reinforcement harus dipilih dengan tepat dan terbukti keefektifannya bagi orang tersebut. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua hadiah bisa dijadikan sebagai reinforcement. Selain itu, tiap orang memiliki selera yang berbeda-beda.
Lalu, apa yang akan saya lakukan apabila catatan itu dilanggar?
“Gagal? Uang saku dikurangi Rp.5000 tiap hari dalam seminggu”
Nah, untuk mengatasi pelanggaran catatan, saya menerapkan metode punishment berupa pengurangan uang saku sebesar Rp.5000 tiap hari dalam seminggu. Pemberian punishment ini dapat membuat saya jera dan berusaha menahan diri berperilaku boros agar terhindar dari pengurangan uang saku. Setelah itu, reinforcement negatif dapat dilakukan dengan dihilangkannya pengurangan uang saku apabila berhasil menahan diri. Pemberian reinforcement negatif ini dapat membuat saya termotivasi untuk menahan diri berperilaku boros.
Penggunaan baik reinforcement maupun punishment tetap memerlukan banyak pertimbangan, sebab adanya kemungkinan timbulnya efek samping. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan agar penerapan metode reinforcement efektif antara lain: pemilihan kuantitas dan kualitas penguatan, pengaturan jadwal, pengaturan kondisi situasional, pemilihan penguatan yang tepat, penyajian penguatan seketika setelah perilaku muncul, tidak tertundanya penghilangan atau pengurangan efek aversif segera setelah perilaku timbul, dan pemberian sampel penguatan. Sedangkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan agar penerapan metode punishment efektif antara lain: menghalangi lolos dari hukuman, konsisten dan diberikan seketika setelah perilaku timbul, penyajian dengan intensitas kuat, kombinasi dengan prosedur lain, dan kombinasi dengan pengaturan lingkungan.