Lihat ke Halaman Asli

Honey Bee

Universitas Negeri Malang

Inovasi UM : Pelacak Jejak Tersamar Berbantuan Smart Apps untuk Perlindungan Anak dan Remaja dari Human Trafficking

Diperbarui: 13 Desember 2024   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Sepatu Pelacak Jejak Tersamar

Malang 2024 - Universitas Negeri Malang (UM) melakukan penelitian dengan judul “Pelacak Jejak Tersamar Berbantuan Smart Apps untuk Perlindungan Anak dan Remaja Wanita di Bawah Umur dari Human Trafficking”. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2024 yang didanai oleh Internal UM 2024 dengan nomor kontrak 4.4.781/UN32.14.1/LT/2024.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengembangkan dan menguji prototipe alat pelacak jejak tersamar yang terintegrasi dengan pemantau emosi. Alat ini diharapkan dapat membantu keluarga dan pihak berwenang dalam melacak kasus human trafficking, khususnya yang melibatkan anak dan remaja wanita di bawah umur. Data menunjukkan peningkatan jumlah kasus human trafficking di Indonesia, menjadikan inovasi ini sangat mendesak dan relevan.

Inovasi teknologi dari penelitian ini adalah pengembangan sepatu yang dirancang untuk meningkatkan keamanan anak-anak dan remaja melalui sepatu pelacak jejak tersamar yang terintegrasi dengan smart apps, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sepatu ini dilengkapi dengan fitur pelacakan lokasi yang terintegrasi dengan Google Maps yang dilengkapi dengan koordinat latitude dan longitude, memungkinkan orang tua dan pengasuh untuk memantau pergerakan anak secara real-time. 

Alat jejak tersamar ini diuji coba pada para remaja di Kota Malang dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap komponen sistem berfungsi secara optimal. Pengujian ini melibatkan pengumpulan data dari beberapa siswa di lingkungan setempat, di mana pemantauan lokasi dilakukan secara real-time melalui aplikasi yang terintegrasi dengan Google Maps. Selain itu, kondisi emosional para siswa juga dipantau melalui pengukuran denyut jantung (BPM), yang memberikan gambaran tentang suasana hati mereka, apakah dalam keadaan sedih, santai, cemas, atau bahagia seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengujian Smart App dan Sepatu Pelacak Jejak

Hasil dari pengujian ini menjadi dasar penting untuk mengevaluasi kinerja alat dan aplikasi pendukungnya. Data yang diperoleh membantu tim pengembang dalam melakukan penyesuaian dan peningkatan sistem, sehingga alat ini dapat memberikan perlindungan maksimal bagi anak dan remaja. Uji coba ini juga menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam menjaga keamanan generasi muda, terutama dari ancaman human trafficking, dengan memberikan informasi yang akurat dan responsif kepada orang tua atau pengasuh.

Sepatu pelacak ini dirancang khusus sebagai alat perlindungan dari ancaman perdagangan manusia (human trafficking) yang kian meningkat. Dengan tampilan yang tampak seperti sepatu pada umumnya, alat ini tidak mencolok sehingga anak dan remaja dapat tetap merasa nyaman dan aman. Inovasi ini merupakan langkah maju dalam melindungi generasi muda dari kejahatan yang terus berkembang, memastikan mereka dapat beraktivitas dengan rasa aman di manapun mereka berada. Dukungan alat dan smart apps ini memberikan ketenangan bagi para orang tua, sekaligus menjadi alat yang efektif dalam memerangi human trafficking secara global.

Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya perlindungan anak dan remaja wanita dari kejahatan transnasional seperti human trafficking yang semakin meningkat di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline