Lihat ke Halaman Asli

Holy luqis

Freelancer

Mengapa Harus Nonton Film "Tuhan, Izinkan Aku Berdosa"?

Diperbarui: 31 Mei 2024   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. MVP Pictures via Kompas.com)

Film ini menceritakan tentang seorang mahasiswi  bernama Kiran, seorang aktivis organisasi Islam yang mengabdikan dirinya untuk agama dan hanya berharap ridoNya, tetapi ia  kecewa dengan Tuhan dan agamanya. 

Film dibuka dengan scene Kiran sedang berenang di sebuah kolam renang apartemen, lalu ia dipanggil seorang laki-laki yang merupakan kliennya sebagai wanita panggilan. 

Scene awal fokus menunjukkan Kiran sebagai wanita panggilan, sampai pada scene yang menunjukkan Kiran sebagai simpanan laki-laki bernama Tomo. Mereka bermesraan di dalam sebuah apartemen dan melakukan hubungan badan dengan penuh nafsu. 

Ketika Tomo merobek baju Kiran dengan penuh nafsu, scene beralih menunjukkan Kiran dulu, seorang mahasiswi yang berpakaian tertutup mengenakan gamis dan jilbab panjang. Ia sedang konflik kecil dengan rekan beda organisasi karena berebut tempat untuk berdiskusi. 

Kemudian, muncul tokoh Tomo yang merupakan dosennya, Tomo melerai kedua kelompok yang sedang konflik ini. Lompatan scene per scene inilah yang membuat film ini unik. Kejadian dulu dan sekarang disajikan langsung dengan tingkat ketegangan yang sama.

Film ini menyajikan isu tentang orang-orang munafik berkedok agama, seperti dari anggota organisasi Islam, ustadz petinggi organisasi Islam, dosen, dan pejabat-pejabat yang memiliki citra alim. 

Inilah yang menjadi misi Kiran, membongkar kedok mereka bahwa sesungguhnya orang-orang yang nampak alim,  juga melakukan zina dan membalikkan fakta, "Jika omongan kita diadu, mana yang lebih dipercaya" begitulah intinya, dialog yang menancap di kepala Kiran. Bukan tentang kebenaran, tetapi tentang siapa yang lebih dipercaya. Kata tersebut yang memotivasi Kiran untuk bertekad menjadi wanita panggilan untuk membuktikan bahwa mereka yang sok alim itu munafik. Film ini cukup berani mengangkat isu tersebut.

Dari segi keaktoran, Aghniny Haque tidak diragukan lagi. Ia piawai memerankan karakter Kiran yang binal dan berani. Banyak adegan perkelahian dalam film ini membuat Aghniny Haque sangat cocok memerankan tokoh Kiran. 

Sebagai seorang mantan atlet Taekwondo, kemampuannya tidak diragukan lagi dalam laga. Begitupun dengan adegan-adegan dalam ranjang, nampak natural dan tidak kaku. Sayangnya, Aghniny kurang cocok dalam perannya sebagai Kiran yang dulu karena raut mukanya nampak garang dan kurang lembut.

Chemistry Kiran dan Mbak Ami, yang diperankan oleh Djenar Maesa Ayu juga epik. Mereka berdua memiliki karakter khas yang sesuai dengan peran wanita nakal dan berani. Adegan-adegan merokok, minum-minuman keras, dan dugem, diperankan dengan natural dan tidak berlebihan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline