Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman etnis di dalamnya. Tidak hanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam, suku - suku di Indonesia juga begitu banyak tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang indah karena perbedaan yang terkandung di dalamnya.
Setiap suku atau etnis di Indonesia memiliki budaya yang unik - unik. Bahkan setiap daerah memiliki budaya yang begitu mengagumkan untuk dilihat. Kekayaan Indonesia akan budaya memang tidak perlu diragukan lagi, begitu banyak budaya yang ada di Indonesia.
Indonesia juga memiliki tradisi - tradisi yang menakjubkan pula. Bahkan tradisi ini sudah turun temurun dari generasi ke generasi untuk terus dilestarikan. Salah satu tradisi unik yang ada di Indonesia adalah kain kulit kayu.
Kain kulit kayu merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah yang merupakan pakaian tradiaional dari etnis Lore . Pada masyarakat Lembah Bada, kain kulit kayu ini disebut dengan nama ranta, di Lembah Kulawi disebut dengan nama kumpe, di Lembah Napu disebut dengan nama hampi, dan di Lembah Besoa dikenal dengan nama inodo.
Umumnya kain ini terbuat dari pohon beringin (Ficus spp.). Namun beberapa kain juga dapat terbuat dari pohon saeh (Broussonetia papyrifera). Biasanya kain kulit kayu dari pohon saeh akan dicat dengan pewarna alami cerah untuk membuat motif tradisional.
Kain kulit kayu ini tidak dapat sembarangan digunakan oleh masyarakat. Pakaian dari kain kulit kayu hany digunakan pada upacara adat saja. Hal ini dikarenakan pakaian ini mudah rusak terlebih apabila terkena air.
Kain kulit kayu dari pohon beringin biasanya akan berwarna coklat atau kemerahan. Pada jaman dahulu kain kulit kayu ini sangat membantu masyarakat dan sering dimanfaatkan untuk berbagai hal. Kain kulit kayu dahulunya digunakan untuk selimut, sebagai pembatas ruangan, pakaian, dan sebagai pelana kuda.
Pada jaman duhulu pula, kain kulit kayu dipergunakan sebagai alat barter. Beberapa masyarakat Sulawesi Tengah akan membarter kain kulit kayu dengan kerbau. Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat pada dahulu kala.
Untuk proses pembuatan kain kulit kayu cukup memakan waktu dan tenaga, paling tidak membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 11 hari. Namun yang perlu diingat bahwa masyarakat Lore tidak menebang pohon beringin untuk mengambil kulitnya. Etnis Lore hanya mengambil cabang dari pohon beringan untuk kemudian mengambil kulitnya.
Proses pertama dalam pembuatan kain kulit kayu dari pohon beringin ini dimulai dengan merebus kulit kayu terlebih dahulu. Kulit kayu yang digunakan adalah kulit bagian dalam. Kulit kayu akan memakan waktu yang cukup lama dalam perebusan hingga kulit kayu benar-benar lembut.