Lihat ke Halaman Asli

christi kevin kyken

Warrior God of Agriculture

Agrovoltaic, Pertanian yang Menghasilkan Listrik Sendiri

Diperbarui: 13 Maret 2023   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Thibault Frisson)

Kegiatan pertanian dimulai pada milenium ke-4 pada desa perbukitan di bagian tenggara Turki, bagian barat Iran dan Levan (Hancock, 2021). Pertanian dimulai secara sederhana dengan benih seadanya dan alat sederhana. Bahkan pada awalnya masih belum ada alat khusus untuk bertani.

Semakin berkembangnya teknologi dan semakin berkembangnya inovasi dari manusia, banyak alat -- alat dan teknologi pertanian yang dapat membantu manusia untuk melakukan kegiatan pertanian. Dengan berkembangnya teknologi, kegiatan pertanian menjadi lebih mudah untuk dilakukan oleh manusia. Berbagai inovasi berhasil diciptakan dan sudah digunakan di lapangan.

Awal masa pertanian, untuk mengolah tanah agar siap ditanami tanaman masih menggunakan kayu dan batu kemudian berkembang menjadi cangkul. Namun sekarang sudah ada traktor yang dapat ditambahkan implemen yang dapat menggemburkan tanah secara efisien dan tanpa menguras tenaga manusia. Pengairan juga sudah dapat dilakukan melalui selang -- selang irigasi yang dihubungakan dengan pompa air yang dapat secara efisien menyiraman tanaman secara serempak.

Di era sekarang, sektor pertanian semakin berkembang lagi dan sudah mencapai inovasi energi. Dikarenakan sebagian besar teknologi pertanian masa kini membutuhkan listrik untuk menjalankan fungsinya seperti contoh pompa air pada pertanian konvesional maupun hidroponik. Bahkan terdapat teknologi sensor yang berfungsi untuk melakukan penyiraman otomatis atau pemaanen otomatis. Hal ini memunculkan permasalahan baru terhadap energi listrik yang dibutuhkan untuk sektor pertanian. Disamping itu, masalah energi bersih yang dapat dihasilkan oleh panel surya dapat menggantikan energi dari bahan bakar fosil. Namun tidak banyak lahan yang dapat dimanfaatkan untuk meletakan panel surya ini.

Oleh karena itu, terdapat rancangan inovasi baru yang dikenal dengan Agrovoltaic atau Agrivoltaic. Menurut Wikipedia, Agrovoltaic atau Agricvoltaic merupakan sebuah rancangan dengan menggabungkan lahan pertanian dan solar panel untuk menghasilkan energi listrik. Agrovoltaic dicanangkan untuk menghasilkan energi bersih untuk menggantikan energi dari bahan bakar fosil dengan memanfaatkan lahan pertanian yang biasanya hanya digunakan untuk berbudidaya tanaman.

Agrovoltaic merupakan inovasi  di sektor pertanian yang muncul sekitar tahun 1980-an.  Selain dapat memanen hasil pertanian, petani juga dapat memanen energi surya dalam bentuk energi listrik yang disimpan pada dinamo/baterai di panel surya. Agrovoltaic ini dapat dimanfaatkan dengan 2 cara yang pertama untuk memenuhi kebutuhan energi di lahan sendiri atau tempat sendiri dan yang kedua energi yang dihasilkan dapat disuplai ke perusahan energi atau kalau di Indonesia dapat disetorkan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dengan kebutuhan energi listrik pada sektor pertanian, agrovoltaic seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Petani dapat menghasilkan energi listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik di lahannya atau bahkan untuk kebutuhan dirumahnya.

Agrovoltaic juga dapat membantu perusahaan energi/listrik untuk menghasil energi yang dibutuhkan oleh suatu daerah. Petani dapat menyetorkan energi yang dihasilkan kepada pihak terkait sehingga mendapatkan pasokan energi yang bersih lebih banyak lagi.

Inovasi ini sangat besar manfaatnya baik di sektor pertanian maupun sektor energi. Namun, jelas membutuhkan modal yang cukup besar untuk dapat melaksanakan inovasi ini. Ini merupakan inovasi yang cukup besar dimana pemikiran tentang kebutuhan energi listrik menjadi perhatian dan membutuhkan inovasi khusus.

Di Indonesia sendiri, mungkin perlu memulai agrovoltaic ini, sedikit demi sedikit. Dengan pengembangan sektor pertanian menjadi model agrovoltaic, diharapakan petani di Indonesai dapat menghasilkan energinya sendiri untuk kebutuhannya sendiri. Walaupun membutuhkan modal yang besar, namun diharapkan inovasi dapat dipraktekan langsung sehingga sektor pertanian di Indonesia semakin maju dan tidak terus tertinggal dari negara lain.

PUSTAKA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline