Lihat ke Halaman Asli

Holong

Pelajar

How Great Thou Art: Gambaran Kasih Allah yang Tak Terbatas

Diperbarui: 29 Desember 2022   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Karya Tuhan adalah karya paling sempurna di dunia ini. Sebegitu sempurna hingga kita tidak bisa menemukan kecacatan setitik pun pada karya-Nya. Kurang lebih, itulah makna yang saya tangkap dari lagu ini.

Lagu ini digubah oleh Stuart Hine. Ia terinspirasi oleh sebuah himne berjudul "O Store Gud" (O Great God) yang diciptakan oleh Carl Boberg, penulis puisi asal Swedia. Carl Boberg sendiri menuliskan puisi ini setelah ia melihat badai petir, hutan dengan pepohonan, serta kicauan burung dan denting lonceng di kotanya, sehabis ia melakukan service di gerejanya.

Lagu ini sangat memesona saya. Sejak awal, lagu ini ditulis untuk menggambarkan kebesaran tangan Tuhan. Tetapi, sang penggubah tidak menggunakan kisah-kisah yang megah untuk itu. Ia lebih memilih untuk menggunakan kejadian-kejadian sederhana yang dapat ditemui di dalam kehidupan sehari-hari. Ia menggunakan berbagai pemandangan yang sering kita lihat. Pepohonan di pinggir jalan, kicauan burung pipit di atap rumah dentum lonceng gereja yang biasanya mengingatkan kita untuk berdoa. Semuanya itu mungkin hanyalah hal yang biasa bagi kita. Tetapi, sang penulis lagu menemukan hal yang lebih dalam.

Saya mencoba menangkap apa yang telah dirasakan Carl Boberg dan Stuart Hine ketika mereka menciptakan mahakarya ini. Lagu ini dibuat sedemikian rupa sehingga saya seakan-akan diajak oleh mereka untuk meresapi setiap hal yang saya temui di dalam keseharian saya. Saya diajak untuk sejenak hening, mendengarkan setiap kata dari lagu ini seraya meresapkan berbagai keindahan yang simpel namun seringkali tidak kita sadari. Betapa megahnya kuasa Tuhan yang mengalir melalui langit dan bumi buah karya tangan-Nya. Betapa mengagumkan Tuhan itu, yang membuat dunia begitu seimbang dengan berbagai keunikan di dalamnya.

Saya diajak kembali untuk melihat kehadiran-Nya di sekitar saya. Saya melihat ke luar jendela rumah saya. Burung-burung sedang berkicau indah, seakan-akan bernyanyi untuk pencipta-Nya. Saya memerhatikan nyiur yang melambai-lambai, bak menyampaikan tarian selamat datang untuk Dia yang telah lahir. Kemudian, saya bergerak menjelajah ke sebuah kebun jeruk. Sembari saya memetik buah-buah jeruk yang telah matang itu, saya melihat ke bawah. Saya berada di sebuah bukit yang ditanami pohon-pohon jeruk. Saya merasakan buah jeruk itu. Rasanya sangat mengingatkan saya akan kuat kuasa Tuhan. Bagaimana Ia menciptakan berbagai buah dengan rasa yang bermacam-macam, manfaat yang beragam, serta penampilan yang memukau dengan caranya masing-masing.

Dari semuanya itu, saya diajak untuk bersyukur. Saya telah melihat berbagai karya-Nya di dunia ini. Betapa indah dan mengagumkan. Lirik lagunya menghunjam langsung ke hati saya, membuat saya berefleksi. Apakah saya sudah menyadari berkat kasih Tuhan yang ada di sekitar saya, barang sekecil apapun itu? Apakah saya sudah mensyukuri nikmat Allah di dalam hidup ini? Apakah saya sudah siap menerima kehadiran-Nya di dalam hati saya? 

Saya pun mengajak segenap rekan pembaca untuk berkaca dari lagu ini. Ingatlah, bahwa Tuhan kita ialah Tuhan yang Maha Pengasih dan Mahakuasa. Kekuatan-Nya menguasai langit dan bumi, di luar kemampuan semua manusia. Tetapi, Ia menghadirkan diri-Nya di hidup kita melalui cara-cara sederhana. Ia tidak menunjukkan diri-Nya dalam kemewahan dan kemegahan, tetapi di dalam kesahajaan. Itulah mengapa, Ia pun dilahirkan di palungan dan jauh dari ketenaran.

Di tengah suasana Natal ini, baiklah kita merenungkan kelahiran Tuhan kita di dalam relung hati masing-masing. Apakah kita sudah menyadari kekuatan Tuhan di dalam hidup kita?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline