Lihat ke Halaman Asli

Nur Cholish Majid

Berkelana sambil belajar

Banyak Jalan Menuju Jogja, Hanya Satu Bisa Dilalui

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari selasa lalu saya berangkat ke Jogja dengan kereta api dari Stasiun Pasar Senen. Kost saya yang berada di Bogor mengharuskan untuk berangkat pagi hari meskipun keretanya baru berangkat pada siangnya. Waktu yang saya perkirakan akan cukup ternyata meleset karena adanya kemacetan tak terduga di jalan. Menggunakan commuter line dari stasiun Bogor menuju Stasiun Pasar Senen saya harus transit di Stasiun Gang Sentiong. Tiba di Gang Sentiong hanya 30 menit sebelum waktu keberangkatan kereta ke Jogja, sedangkan commuter line belum juga terlihat.

Saat itu saya bimbang, apakah menunggu disitu dengan resiko ketinggalan kereta api sehingga harus membeli kembali tiket kereta lainnya, ataukah saya mencari cara lain agar bisa ke Pasar Senen. Sebelum akhirnya 15 menit sebelum jadwal keberangkatan kereta api saya memutuskan untuk naik ojeg dan sambil berlari-larian mengejar kereta, beruntung saya masih sempat menaiki kereta api.

Sambil duduk kelelahan di dalam kereta saya menyadari beberapa hal, bahwa memang banyak jalan menuju Jogja yang merupakan tujuan akhir saya, termasuk beragam kereta yang bisa saya pilih. Tapi sebelum ke sana saya terlebih dahulu harus sampai ke stasiun Pasar Senen tepat waktu sesuai dengan jadwal kereta yang telah saya tetapkan pertama kali. Saya seringkali terlalu fokus pada tujuan akhir (dalam hal ini Jogja) sehingga mengabaikan prosesnya (perjalanan). Untuk mencapai Jogja memang banyak jalan dan alat transportasi yang bisa saya pilih tapi saya tetap hanya bisa menggunakan satu setelah menetapkan pilihan.

Begitupun dengan kehidupan pikir saya, dari dulu saya seringkali hanya berfokus pada hasil akhir yang ingin saya capai sehingga prosesnya seringkali saya abaikan. Ketika merasa lelah atau mulai kehabisan waktu dengan jalan pertama yang telah saya ambil, maka saya akan menyerah dan mengambil jalan lain dengan resiko pemborosan waktu,tenaga dan biaya. Padahal mungkin hanya butuh 10 menit lagi untuk berusaha guna menyelesaikan jalan itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline