Lihat ke Halaman Asli

holid satria

Mahasiswa

Tim KKN PMD Universitas Mataram Gelar Pelatihan Terkait dengan Inovasi Salak dan Pengemasan Produk Tigapo di Desa Tetebatu

Diperbarui: 23 Juli 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi :  Tim KKN PMD UNRAM bersama pelaku UMKM lokaldan Kepala Wilayah Dusun Lingkung Tengah 

 

Tim Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (UNRAM) telah mengadakan pelatihan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal di Dusun Lingkung Tengah, Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi dan pengemasan produk guna meningkatkan nilai jual dan daya saing produk lokal di pasar.

Kegiatan yang berlangsung pada 18 hingga 21 Juli 2024 ini dihadiri oleh pelaku usaha dan berlokasi di Dusun Lingkung Tengah, Desa Tetebatu. Pelatihan ini memiliki urgensi dalam tercapainya pemahaman mengenai pentingnya inovasi untuk mengembangkan produk serta teknik-teknik pengemasan yang menarik dan fungsional. Dengan materi yang disampaikan langsung oleh TIM KKN PMD UNRAM sebagai bentuk nyata sekaligus menjadi dedikasi kepada masyarakat desa, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan UMKM di desa tersebut.

Inovasi produk yang ditawarkan oleh Tim KKN PMD UNRAM kepada UMKM di Lingkung Tengah adalah olahan dengan bahan dasar buah salak. Potensi buah salak dalam hal panen di Desa Tetebatu dapat terbilang stabil dikarenakan kondisi lingkungan yang menjadi salah satu faktor terkait potensi panen buah salak. Adanya urgensi diatas menarik minat TIM KKN PMD UNRAM untuk memberikan pelatihan pengolahan buah salak menjadi manisan sebagai bentuk variasi produk yang akan di pasarkan oleh UMKM di Lingkung tengah.

UMKM yang sempat dikunjungi oleh TIM KKN PMD UNRAM adalah usaha mikro yang berfokus pada olahan singkong menjadi jajanan khas masyarakat Lombok, yakni Tigapo. Pelaku UMKM produk Tigapo, Ibu Halimah yang kerap disapa sebagai ‘Inaq Imoq’, menyatakan bahwa ia baru menjalankan usaha ini selama dua bulan terakhir, “Targetnya hanya ke warung-warung kecil, dan setiap hari diproduksi karena banyak yang berminat. Per harinya sekitar 100-200 buah yang dijual. Terkadang juga saya membuat Tigapo ketika menerima pesanan, namun karena hanya saya dan anak sendiri yang mengolah, sehingga hanya sanggup membuat kurang lebih 100 -200 buah”, ungkapnya.

Dalam rangka implementasi program UMKM ini menjadi sasaran dalam konteks pemberdayaan masyarakat, mahasiswa KKN PMD UNRAM melakukan kontribusi terkait dengan peningkatakan ekonomi lokal melalui pelatihan inovasi produk dengan tujuan terciptanya varian produk pada UMKM tersebut.

Kegiatan pelatihan dibagi menjadi 2 tahapan. Pelatihan pertama berfokus pada pengolahan salak. Jenis salak yang digunakan yaitu salak pondoh, lalu di inovasi menjadi manisan dengan kualitas rasa yang tidak diragukan. Pelatihan ini secara komprehensif membahas tentang langkah awal dalam pengolahan salak serta pengenalan alat, bahan, dan teknik. Pelatihan kedua berfokus pada teknik pengemasan pada produk salak. Dalam dunia industri pengemasan menjadi urgensi mendasar untuk mencapai omset yang diinginkan dengan menonjolkan ikon unik, maka dari itu kemasan menjadi faktor penting.

Selain dua pelatihan diatas, TIM KKN PMD UNRAM juga berinisiasi dalam peningkatan kualitas produk Tigapo. Bukan hanya fokus dalam internalisasi ilmu pengolahan salak, mahasiswa juga berinisiasi dalam menigkatkan kualitas kemasan seperti bantuan dalam pembuatan logo, nama produk dengan menggunakan akronim unik, serta pilihan kemasan baik dalam produk tigapo maupun olahan salak. Untuk memaksimalkan hal-hal tersebut, kontribusi lanjutan yang akan dilakukan adalah promosi digital melalui media sosial Tiktok sebagai bentuk perluasan pasar bagi UMKM Lokal.

Dok Pribadi : produk olahan berbahan dasarsalak (manisan) dan singkong (Tigapo) 

Nurholid Satriawan selaku ketua tim, mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memberdayakan masyarakat lokal dan membantu mereka dalam menghadapi tantangan ekonomi di era modern, “Kami berharap, melalui pelatihan ini, para pelaku UMKM dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk mereka, serta mampu meningkatkan nilai tambah melalui pengemasan yang menarik serta variasi dalam penjualan produk terlebih lagi olahan salak,” ujarnya.

Selain itu, UMKM juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan mahasiswa terkait dengan strategi pemasaran efektif dan sistematika pengolahan salak secara komprehensif. Suasana pelatihan yang interaktif ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan memotivasi para pelaku UMKM untuk terus berinovasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline