Lihat ke Halaman Asli

Holidin Theseries

https://holidincom.blogspot.com

Puisi Sengketa Pilpres

Diperbarui: 17 April 2024   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di panggung debat, para kandidat berdansa,
Mengelilingi kursi presiden, musiknya tanpa nada.
Kata-kata terbang liar, seperti burung tanpa sayap,
Janji-janji mengudara, diikuti tawa yang renyah.

Di sudut ruangan, hakim bermain sulap,
Mengubah suara menjadi kelinci, proses menjadi topi.
Pemilu seperti sirkus, penuh warna dan mimpi,
Dimana logika bersembunyi, dan absurditas memimpin.

Kertas suara berbicara, menggumamkan puisi,
Tentang demokrasi yang hilang, dalam labirin fantasi.
Sengketa pilpres, oh betapa anehnya kau ini,
Sebuah teka-teki, yang jawabannya selalu menggelitik.

Ketuk palu bergema, tapi bukan di pengadilan,
Melainkan di dapur, dimana kue keputusan dipanggang.
Kandidat berlomba, bukan dengan visi atau misi,
Tapi dengan siapa yang paling mahir, dalam acara masak ini.

Oh sengketa pilpres, kau layaknya dongeng,
Dimana kura-kura dan kelinci, bersaing dalam lari.
Tapi di akhir cerita, semua hanya tertawa,
Karena di negeri absurd ini, semua orang adalah pemenang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline