Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Selebriti di Politik: PAN

Diperbarui: 12 Maret 2023   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena Selebriti di Politik: PAN

Politik dan dunia hiburan semakin bergabung dalam era modern saat ini. Selebriti kini semakin sering menjadi sorotan di dunia politik, termasuk di Indonesia. Salah satu partai politik yang tampaknya memanfaatkan popularitas selebriti untuk menarik perhatian publik adalah Partai Amanat Nasional (PAN).

Baru-baru ini, PAN merekrut selebriti Verrell Bramasta sebagai anggota partai dan berencana mencalonkannya sebagai caleg pada Pemilu 2024. Namun, apakah pemanfaatan popularitas selebriti ini dapat menjamin keberhasilan PAN dalam pemilu?

Sebagai contoh, kutipan lirik dari lagu "Holy Grail" karya JAY-Z dan Justin Timberlake menggambarkan hubungan yang kompleks antara selebriti dan ketenaran. Selebriti seringkali hanya dianggap sebagai "penghibur" dan kepopuleran mereka hanya diandalkan untuk menarik suara pemilih.

Namun, apakah itu benar-benar cukup? Apakah popularitas selebriti dapat menghasilkan pemimpin yang kompeten dan mampu memimpin negara dengan baik? Masih ada banyak pertanyaan yang perlu dijawab terkait fenomena selebriti di politik.

Dalam buku "Celebrity Politics: The Politics of Late Modernity?" karya David Marsh, Paul 't Hart, dan Karen Tindall, dijelaskan bagaimana industri hiburan dan politik semakin terkait erat dalam dunia media. Namun, hal tersebut tidak selalu menghasilkan hasil yang positif dalam hal kepemimpinan.

Sebagai sebuah partai politik, PAN perlu menunjukkan bahwa mereka lebih dari sekadar "Partai Artis Nasional". Kualitas kepemimpinan dan visi politik yang jelas adalah hal yang lebih penting daripada popularitas selebriti semata. Kita harus berfikir lebih kritis dalam memilih pemimpin kita, tidak hanya dipengaruhi oleh popularitas dan nilai hiburan semata.

Mengapa Parpol Memilih Artis?

Memiliki seorang artis dalam partai politik bukanlah hal baru. Di Amerika Serikat, sejumlah selebriti pernah terjun ke dunia politik, seperti Arnold Schwarzenegger, Ronald Reagan, hingga Donald Trump. Bahkan, Oprah Winfrey pernah disebut-sebut bakal mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat pada 2020.

Di Indonesia, sejumlah partai politik juga pernah merekrut artis-artis untuk menjadi kader partai atau bahkan caleg. Ada beberapa faktor mengapa parpol tertarik merekrut artis-artis, di antaranya adalah popularitas, pengaruh, dan kekuatan media sosial yang dimiliki oleh artis tersebut.

Artis memiliki popularitas yang tinggi di mata masyarakat, sehingga dapat menarik perhatian pemilih. Selain itu, artis juga dapat mempengaruhi opini publik melalui media sosial dan platform-platform online lainnya, yang dapat berdampak pada popularitas partai politik yang mereka dukung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline