Lihat ke Halaman Asli

Cinta Itu Esensi Kristen, Sementara Keadilan adalah Pesan Utama Islam.

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya Teringat obrolan asyik dengan Almarhum Bapak saat saya masih SMA dulu. Dia panjang lebar menjawab pertanyaanku yang singkat saja: “Mengapa Tuhan menurunkan agama lebih dari satu?”

Tuhan itu Maha baik, demokratis kata orang sekarang. Dia mau berepot-repot mendesain beberapa agama, karena Dia ingin memenuhi selera beriman manusia yang berbeda-beda. Satu agama sebenarnya lebih cocok buat seseorang, atau suatu kaum, daripada agama yang lain.

Kristen identik dengan cinta dan Islam identik dengan keadilan. Cinta itu esensi Kristen, sementara keadilan adalah pesan utama Islam.

Bila Anda memahami Tuhan sebagai Yang Maha amatbaik, sedemikian baiknya hingga rela mengorbankan “anak” satu-satunya menebus dosamu, pilihlah Kristen. Tapi ngga cukup gitu aja dong. Percaya kepada Yesus Sang Penebus, berarti harus hidup dengan cinta kasih. No free lunch, Dear…

Dan Bila Anda percaya Tuhan memang Mahabaik, tapi ngga segitu baiknya, sebab hanya akan mengampuni dosa-dosamu lewat pertobatan, monggo ke Islam. Shalatlah minimal lima kali sehari semalam, puasa minimal sebulan dalam setahun, bersedekah, dst. Untuk apa? Bukti kepatuhanmu kepada Tuhan, dan melatihmu berlaku adil kepada sesama manusia.

Tidak banyak yang menyadari Islam dan Kristen adalah agama yang paling banyak persamaannya. Ironisnya, dua agama ini pula yang paling banyak menorehkan sejarah kelam permusuhan hingga hari ini. jika dicermati dengan pikiran jernih, Kristen dan Islam kadang terlihat seperti dua sekte dari satu agama.

Allazina amanu wa ‘amalussalehah,” itu kalimat yang paling sering muncul di Al-Qur’an. Artinya? Ada di Alkitab, Mazmur (37:3) “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik.”

Al-Qur’an tidak pernah mengingkari Yesus Kristus, Isa Putra Maryam. Bahkan narasi tentang Isa dalam Al-Qur’an adalah salah satu cerita yang paling rinci di antara kisah-kisah utusan Allah. Penghormatan kepada sosok ini juga istimewa: Kalamullah (Kata-kata Allah) dan Ruhullah (Ruh dari Allah).

Disebut Kalamullah, karena Isa sudah bisa berkata-kata semasa bayi. Dipastikan, kata-kata itu memang milik Allah, karena bayi manusia biasa jelas belum bisa bicara. Disebut Ruhullah, karena dia memang ruh yang ditiupkan ke tubuh perawan Maria.

Meski tidak mengakuinya sebagai anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri, Al-Qur’an mengakui Isa adalah sosok yang “mengandung” keilahian lebih, bahkan dibanding Rasulullah Muhammad SAW, yang punya riwayat genetik manusia biasa.

OK, Adam memang diciptakan tanpa ayah dan ibu, tetapi jelas-jelas dikatakan dibuat dari tanah. Sementara Isa, adalah ruh yang ditiupkan Allah ke tubuh seorang gadis yang belum pernah disentuh lelaki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline