Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi ala Pendamping Diplomat: Bukan Sekadar di Belakang Layar

Diperbarui: 7 Desember 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi diplomat | DSumber: Pexels/August de Richelieu

Beberapa waktu lalu saya menulis tentang serba-serbi sebagai suami diplomat. Bagi Anda yang belum membaca, bisa dibaca disini

Jika pada tulisan tersebut saya membahas dari sudut pandang suami, pada tulisan kali ini saya ingin berbagi informasi dari sudut pandang sebagai pendamping diplomat. 

Dari tulisan saya tentang serba-serbi suami diplomat, ada beberapa pertanyaan yang masuk, kalau pendamping diplomat itu saat mendampingi suami/istri bertugas, apakah bisa terlibat dalam kegiatan diplomasi?

Jawabannya, tentu bisa. Karena diplomasi bukan hanya milik para diplomat, namun juga milik anggota keluarga diplomat khususnya para pendamping yang diharapkan mampu berperan aktif tidak hanya dibelakang layar tapi juga didepan publik. 

Peran aktif dan kontribusi ini diimplementasikan oleh pendamping diplomat saat mendampingi sang suami/istri bertugas di Perwakilan yang tersebar di berbagai belahan dunia. 

Para pendamping diplomat diharapkan dapat berperan dan memberikan kontribusi, tidak hanya bagi kesuksesan karir suami/istri saja, namun juga berperan dan berkontribusi dalam kegiatan diplomasi.

Jika para pendamping bisa terlibat dalam kegiatan diplomasi, lalu peran diplomasi apa yang dapat dilakukan? Karena ketika bicara diplomasi yang dibayangkan banyak orang adalah soal perundingan internasional, kerja sama bilateral, perlindungan WNI di luar negeri dan hal teknis lainnya, yang tentunya merupakan ranah para diplomat. 

Nah, para pendamping diplomat dapat berperan dan berkontribusi melalui diplomasi seni dan budaya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat atau people-to-people contact.

Sejatinya diplomasi bukan melulu tentang perundingan antar negara, namun melalui kegiatan seni dan budaya bisa menjadi kekuatan bagi sebuah negara untuk melakukan diplomasi. Karena seni dan budaya akan bersentuhan langsung dengan masyarakat. 

Era keterbukaan informasi yang sedemikian cepat, membuat konteks hubungan internasional tidak lagi sebatas hubungan antar pemerintah saja, namun juga meliputi hubungan antar masyarakat dua negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline