Lihat ke Halaman Asli

Cerita Ramadan dari Praha: Puasa 18 Jam hingga Tarawih Jam 12 Malam

Diperbarui: 30 April 2021   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Cerny Most, Praha (Dokumentasi pribadi)

Ramadan menjadi bulan yang sangat spesial bagi umat muslim dimanapun berada. Bagi saya dan keluarga menjadi lebih spesial lagi karena tahun ini merupakan tahun ketiga kami menjalankan ibadah puasa di Praha. 

Berpuasa di luar Indonesia tentunya memberikan pengalaman yang berbeda dan sangat berkesan, baik dari durasi berpuasanya, kerinduan mendengar suara adzan secara langsung, hingga bagaimana bisa tetap berpuasa di tengah masyarakat yang tentunya mayoritas tidak berpuasa.

Tiga tahun berturut-turut bulan Ramadan jatuh saat musim semi di Praha, yang artinya waktu siang lebih panjang dibandingkan malam. 

Tahun 2019, tahun pertama Ramadan saya dan keluarga di Praha mungkin menjadi tahun yang penuh tantangan dalam menjalankan ibadah puasa -- khususnya bagi anak saya yang saat itu masih berusia 8 tahun -- karena saat itu kami berpuasa dengan lama waktu hingga 18 jam.

Bagi saya dan istri, kami bisa dengan cepat beradaptasi dengan lamanya durasi berpuasa di Praha. Namun yang sempat membuat saya dan istri bertanya-tanya apakah anak saya bisa melaksanakan puasa full satu hari selama 18 jam. 

Sebelum pindah ke Praha, Alhamdulillah anak saya sudah ikut menjalankan puasa ramadan di Jakarta tapi tentunya dengan durasi yang lebih singkat, dan di sekelilingnya banyak yang berpuasa sehingga menjadi motivasinya juga untuk semangat berpuasa. 

Di awal sebelum masuk bulan Ramadan, saya sudah memberikan gambaran pada anak saya bahwa lama puasa di Praha akan lebih panjang, dan teman-temannya di sekolah tidak berpuasa. 

Saya sampaikan jika ia tidak sanggup untuk berpuasa selama 18 jam, ia boleh berpuasa sesuai durasi puasa di Jakarta sambil perlahan-lahan belajar menambah durasi puasanya sesuai durasi di Praha. Namun, cukup mengejutkan buat saya dan istri, ternyata Alhamdulilillah anak saya bisa menjalankan puasa secara full satu bulan dengan durasi 18 jam.

Selain panjangnya waktu berpuasa, yang tidak kalah menantang berpuasa di Praha adalah jarak waktu salat khususnya dari isya ke subuh yang berdekatan. Hal ini dikarenakan waktu siang lebih panjang dibandingkan malam. 

Di 2019, kami mengalami selesai salat tarawih jam 12 malam, lalu jam 2 dini hari sudah harus bangun sahur karena waktu subuh jam 3 dini hari. 

Untuk mensiasati supaya tidak "kebabalasan" sahurnya, saya memilih tidak tidur seusai tarawih. Karena dengan jeda hanya 2 jam, ketika badan letih bisa mengabaikan suara alarm yang kencang sekalipun. Namun, sekali lagi saya bersyukur, saat itu anak saya, walaupun kadang harus penuh perjuangan membangunkannya untuk sahur, ia bisa melewati waktu salat tarawih dan sahur yang berdekatan dengan lancar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline