Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah "Mereka" Mendapatkan Haknya ?

Diperbarui: 2 Mei 2016   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat Anak-anak dalam Menempuh Ilmu demi Masa Depannya

Hari ini adalah hari pendidikan yang diperingati pada tanggal 02 Mei. Pendidikan merupakan hal pokok bagi setiap manusia yang hidup. Pendidikan itu ibarat pondasi dalam sebuah rumah. Pendidikan kebutuhan pokok yang tak bernilai harganya.

Masih ingatkah tentang perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan ? Ya, beliau adalah salah satu tokoh penting dalam pendidikan Indonesia. Dalam perjuangannya terhadap pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mempunyai Semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita.  Salah satu jasa Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan adalah 

Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi.

Pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi

Biaya pendidikan mahal membuat segelintir anak-anak kurang mampu tak bisa mengenyam bangku sekolah atau menikmati "nikmat"nya ilmu pendidikan. Masih banyak daerah terpelosok di Indonesia membutuhkan uluran tangan kita untuk menyalurkan "kasih sayang" ilmu pendidikan. Banyak Anak Kota yang sekolah ugal-ugalan tanpa memikirkan bahwa pendidikan itu untuk masa depan, sedangkan anak-anak pelosok sangat bisa berharap untuk sekolah namun terbentur banyak kendala.

Program SM3T ( Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) 

Program SM3T adalah salah satu program untuk mahasiswa yang sudah lulus S1 pendidikan dan ingin merasakan pengalaman baru mengajar di daerah yang tertinggal, terpencil, jauh dari peradaban, tidak ada teknologi, apalagi gadget canggih, listrik saja belum tentu ada. ditambah lagi lokasi yang sangat jauh jalan kaki lewat hutan. Kegiatan SM3T berjalan selama 1 tahun masa pengabdian di daerah tersebut. Program yang dipelopori Mendikbud Mohammad Nuh itu sudah menerjunkan 2.400 calon guru PNS untuk kali pertama pada November 2011 ke berbagai pelosok negeri. Kini salah satu Universitas Negeri di Banda Aceh, yaitu Universitas Syiah Kuala dengan jurusan FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) terdengar kabar bahwa akan ditutupnya program tersebut. 

Bila melihat kondisi saat ini, dimana anak-anak di daerah pelosok sangat membutuhkan saluran pendidikan yang sangat jauh ketinggalan dibandingkan dengan Ibu Kota. Pendidikan bersifat penting karena bisa membuat perubahan bagi suatu daerah, dengan adanya pendidikan bisa membentuk pola-pola pikir positif untuk membangun daerah mereka lebih dimasa akan datang.

Belum Terpenuhi 9 Tahun Program Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun akan dimulai Juni 2015.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline