Lihat ke Halaman Asli

Hara Nirankara

Penulis Buku

Hindari Adu Domba dengan Mengenal Anger Management

Diperbarui: 11 Maret 2021   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar via Popbela

Pada kenyataannya perkembangan teknologi informasi saat ini, terutama media sosial tidak hanya membawa dampak baik, tapi juga membawa dampak buruk. 

Perihal dampak buruk ini sering terjadi seperti bullying, tidak terkontrolnya perilaku individu dalam menyikapi sesuatu, dampak kejahatan seperti perdagangan manusia, pembobolan kartu kredit, hingga jual beli data pribadi juga banyak terjadi seiring berkembangnya teknologi informasi.

Satu pertanyaan yang selama ini cukup mengganjal yaitu, kenapa orang-orang di media sosial gampang sekali untuk marah? Mulai dari kasus Dayanan, survey microsoft, hingga yang terbaru soal salah satu warga Korea Selatan.

Saya tidak menyalahkan mereka yang "membela Indonesia", terutama yang menyangkut harga diri masyarakatnya. Yang Saya pertanyakan adalah soal perilaku netizen yang gampang untuk marah, sehingga menimbulkan perilaku bullying yang padahal, akan berimbas pada image ataupun penilaian soal sumber daya manusia kita oleh warga negara lain.

Lagi-lagi di sini Saya berbicara mengenai anger management, di mana seharusnya setiap orang dapat mengontrol kemarahan mereka. Imbas yang paling buruk dari kurangnya mengontrol emosi yaitu, mental kita dapat bermasalah yang akan berimbas juga dengan tindakan untuk melampiaskannya. 

Dan ketika hal buruk sudah terjadi? Yang keluar dari mulut hanyalah permintaan maaf, mengaku khilaf, bla bla bla. Sedangkan yang bersangkutan tidak berani untuk menanggung konsekuensi, misalnya tersangkut pidana dengan pasal UU ITE.

Saya tidak akan menjelaskan apa itu anger management berulang kali, kalian bisa membaca tulisan Saya melalui link ini. Dan kenapa Saya lagi-lagi membahas soal anger management? Karena menurut Saya, jika setiap orang dapat mengontrol emosi/kemarahan, kehidupan akan jauh lebih baik. 

Tidak lagi ada yang namanya pembunuhan, bullying, atau bahkan perang karena pengambilan keputusan yang tidak tepat yang disebabkan kurangnya mengontrol emosi/kemarahan.

Dalam kasus viral yang terbaru, ada seorang warga negara Korea Selatan berkata bahwa orang-orang Korea Selatan lebih tinggi ketimbang orang Indonesia. Dampak dari ucapannya pun membuat netizen Indonesia kembali marah, walau pada kenyataannya kalimat itu sangat bias. 

Mungkin maksudnya postur orang Korea Selatan lebih tinggi dari orang Indonesia, mungkin juga perekonomian mereka lebih tinggi GDP-nya dari negara kita, atau mungkin juga kualitas SDM mereka lebih tinggi dari Indonesia.

Lagian, pernyataan satu orang warga asing tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral antar negara, tidak akan membuat warga Korea Selatan yang lain ikut menghina Indonesia, tidak akan membuat perang dunia ketiga terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline