Topik ketahanan pangan di Indonesia saat ini terdengar sepi di telinga masyarakat, apalagi dalam situasi pendemi yang serba susah ini. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa di masa pendemi ini, ketika banyak pekerja dirumahkan, pekerja sektor informal kebingungan, bahkan dengan meningkatnya angka kriminalitas, tidak lepas dari isu ketahanan pangan yang lagi-lagi menjadi hal krusial yang harus segera dibenahi.
Ya, alasan yang sering keluar dari pelaku kriminal adalah soal urusan perut, memenuhi kebutuhan keluarga yang saat ini sedang serba susah. Jika kita berbicara masalah bantuan saja, itu tidaklah cukup. Karna yang namanya arus demand pastilah membuat supply semakin sedikit.
Bayangkan, jika supply semakin berkurang yang tidak dibarengi dengan penenaman kembali, kira-kira apa yang akan terjadi? Gizi buruk nasional! Maka dari itu, perkara ketahanan pangan ini bukan hal yang remeh, karena siapapun bisa menjadi penjahat jika sudah berurusan dengan perut.
Sebenarnya di luar sana sudah ada beberapa komunitas yang peduli terhadap ketahanan pangan, salah satunya yaitu Borac (Bogor Against Covid 19), yang secara nyata mempraktikkan langsung mengenai cara berkebun secara sederhana demi memenuhi kesediaan pangan di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat.
Saat ini, Borac sudah menyemai berbagai macam sayuran seperti kangkung, sawi, bayam, cabai, kacang panjang, dan juga beberapa pohon jagung yang sudah mulai tumbuh. Melalui kemampuan manajemen yang baik, kerja sama yang baik, yang tidak lepas dari semua anggota komunitas, membuat Borac tidak bisa dipandang sebagai suatu eksistensi yang remeh atau musiman.
Karena pada praktiknya, banyak ibu-ibu di sekitar basecamp sudah beberapa kali menikmati hasil panen, yang tentu saja tidak ada unsur komersil sedikitpun didalamnya. Inilah yang harus ditiru, dikembangkan oleh banyak orang/komunitas, termasuk Pemerintah.
Borac tidak hanya menyediakan bibit, tapi juga menyediakan pupuk organik, nutrisi bagi tanaman, yang secara bertahap dikembangkan dan akan siap produksi guna menunjang keberlangsungan umur tanaman, yang berarti akan berimbas pada ketersediaan pangan di wilayah Kota Bogor pada khususnya. Orang-orang kreatif dan berbakat yang ada di dalam Borac secara kolektif menuangkan ide, melakukan riset, sehingga membuat Borac bisa berada pada tahap sekarang.
Bogor Against Covid 19 terbetuk berawal dari keprihatinan akan banyaknya masyarakat yang kekurangan bahan pangan, banyaknya pekerja yang dirumahkan, hingga tidak transparannya bantuan dari Pemerintah. Bermodal tekad yang kuat, ide yang matang, dan juga kerja sama tim yang bagus, membuat Borac semakin bersemangat dan berkembang dalam menyediakan bahan pangan bagi masyarakat.
Sebenarnya semua orang bisa melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh Borac. Dengan bermodalkan atau memanfaatkan lahan yang ada, atau menggunakan teknik vertikultur maupun hidroponik, sudah bisa memulai berkebun di rumah. Jika tidak mempunyai polybag, kalian bisa memanfaatkan wadah/botol/benda apapun yang nantinya bisa digunakan untuk menggantikan pot/polybag.
Dan untuk benih/bibit, kalian bisa memulai dari bahan yang ada di dapur kalian. Entah itu bawang merah/putih, cabai, daun bawang. Di luar sana juga sudah banyak tersedia produk sayuran yang harga jual bibitnya murah, kemudahan itu bisa dimanfaatkan untuk menunjang ide kalian berkebun di rumah.
Tapi yang lebih penting dari itu semua adalah, niat. Kita semua harus mempunyai niat dulu sebelum melakukan sesuatu, karena niat adalah kunci awal dari sebuah perubahan.