Lihat ke Halaman Asli

Hara Nirankara

Penulis Buku

Mimpi Basah Anarkisme

Diperbarui: 12 April 2020   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image via IndoProgress

Dunia ini berproses. Yang tadinya ada, menjadi ada. Yang tadinya kosong, mulai menumbuhkan tunas. Yang tadinya menyatu, menjdi terpisah. Menjadi blok per blok. Benua per benua. Kehidupan pun, sama. Yang tadinya bayi, tumbuh menjadi dewasa. Kemudian menjadi tua. Lalu mati. 

Ada yang sedari kecil menderita, miskin. Tapi dengan berposes dalam cakupan usia, kini menjadi bahagia. Agama pun sama. Dari Yahudi, ke Nasrani, Ke Islam. Dan lambat laun, populasi yang tak berTuhan dan berAgama semakin bertambah.

Bumi yang dulunya hijau, perlahan mulai gundul. Udara yang semulanya bersih, lambat laun mulai tercemar. Begitu pun dengan Ideologi, Ekonomi. Dari yang klasik, ke utopis dan modern.

"sejarah terus berulang. Dari tesis, ke anti tesis, lalu ke sintesis. Sejarah terus berulang. Ke tesis lagi, anti tesis lagi, sistesis lagi. Begitu setursnya."

Bumi ketika tercipta, melahirkan air, bebatuan, tumbuhan, oksigen. Lalu lahirlah hewan dan manusia. Kemudian tercipta rantai makanan. Kemudian tercipta hukum manusia. Tapi apalah artinya rantai makanan dan hukum manusia, jika alam mempunyai caranya sendiri dalam menseleksi penghuninya.

Mari kita berbicara masalah Anarkisme. Tujuan dari Anarkisme adalah tanpa kelas, meniadakan negara. Kehidupan menjadi kolektif. Tanpa kekerasan, tanpa penindasan, tanpa perbudakan. Bahkan oleh Tuhan dan Agama sekalipun. 

Terdengar aneh, tapi menjadi satu-satunya opsi ketika dunia mengalami kekacauan. Tapi apakah cukup? Tidak. Anarkisme hanya bergelut dalam sistem politik, sedang kehidupan akan berlangsung jika memenuhi unsur ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya.

Ibaratnya sebuah rantai makanan. Jika salah satunya terputus dan tidak ada, maka dunia akan menjadi kacau. Layaknya bumi tanpa air. Atau manusia tanpa oksigen.

Revolusi Anarkisme, jika merebut alat produksi saja tidaklah cukup. Karena jika begitu, justru akan memunculkan borjusi baru, feodal baru, dan tetap melanggengkan hirarki.  Revolusi Anarkisme, melakukan penjarahan saja tidak cukup. Karena barang jarahan lambat laun akan semakin menipis, lalu habis. Merebut alat produksi dan melakukan penjarahan teramat konyol jika tidak dibarengi dengan pembakaran unsur kapital. Bakarlah pabrik, kendaraan, bangunan, elektronik, dan juga alat pembayaran. Maka dengan begitu, Revolusi Anarkisme akan sesuai dengan cita-cita.

Coba pikir, apa artinya Revolusi Anarkisme jika masih ada yang memiliki kendaraan, gadget, rumah, hingga uang? Karena melalui kepemilikan itulah kelas sosial masih akan tetap eksis. Mereka yang meneriakkan Revolusi Anarkisme akan menjadi penindas baru di lain waktu. Kenapa bisa begitu? Karena itu sudah menjadi sifat murni manusia.

Revolusi Anarkisme akan berhasil jika output-nya kembali pada fase kehidupan primitive. Di mana semuanya tak mengenal apa itu negara, pemimpin, kendaraan, elektronik, dan juga uang. Revolusi Anarkisme akan berhasil jika semuanya kembali hidup tanpa pengetahuan apapun. Kembali hidup bersama alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline