Lihat ke Halaman Asli

Hara Nirankara

Penulis Buku

Berbagi Lewat Rumah Depresi

Diperbarui: 25 Januari 2020   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Depresi | Dok. pribadi

Rumah Depresi adalah sebuah wadah bagi mereka yang membutuhkan 'pendengar' bagi semua keluh kesah mereka. Rumah Depresi digagas oleh saya sendiri (Hara Nirankara) pada 24 Januari 2020, dan tanpa campur tangan siapapun. Alasan saya membuat Rumah Depresi ada;ah, karena saya merasa miris dengan semakin banyaknya kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh bullying, mental illness, dan juga tekanan dari orang-orang sekitar. Saya mengajak kalian semua yang meras putus asa, merasa tidak dihargai oleh orang-orang, untuk berbagi cerita dengan saya. Dan saya pun bersedia memberikan masukan jika dibutuhkan.

Memang, background pendidikan saya tidak ada hubungannya dengan psikologi. Saya hanya lulusan Fakultas Ekonomi dengan program studi Manajemen di Universitas Pekalongan. Tetapi saya memberanikan diri untuk membuat Rumah Depresi karena saya pernah berada di posisi yang sama. Sejak sekolah dasar hingga sekolah kejuruan, saya sering dibully, bahkan dulu pernah ditampar oleh teman saya. Saya pun mendapatkan tekanan dari orangtua dan kakak saya di rumah. Saya harus mengikuti kehendak mereka, saya dilarang untuk hidup merdeka dengan pikiran saya sendiri.

Ketika dewasa, tekanan yang saya alami belum hilang, bahkan hingga saat ini saya sedang mengalami sebuah masalah yang sebenarnya sudah membuat saya gila. Ya, seharusnya saat ini saya sudah gila, tetapi entah mengapa saya masih bertahan hingga saat ini.

Saya bukan seorang kutu buku, tetapi saya suka sekali membaca buku, terutama yang beraliran filsafat. Saya suka sekali dengan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual. Mungkin karena hal itulah saya masih bisa bertahan hingga sekarang. Saya pernah berpikir untuk bunuh diri, pernah melukai diri sendiri. Saya juga terkadang iri dengan kehidupan orang lain. Dan ketika rasa gelisah itu terus datang, entah mengapa saya seolah berbicara dengan diri sendiri, "untuk apa?  Kenapa? Bagaimana bisa?" pertanyaan-pertanyaan terus saja muncul. Dan pada akhirnya saya menemukan sebuah jawaban yang bisa membuat saya bertahan hingga saat ini.

Saya sudah terbiasa berbicara dengan diri saya sendiri, setiap saat saya selalu mencoba untuk mengenal diri saya sendiri. Saya semakin sadar dengan adanya alam bawah sadar dan sugesti. Maka jalan satu-satunya yang dapat menyelamatkanku adalah dengan menerima kenyataan, berdamai dengan kenyataan.

Ya, saya harus berdamai dengan kenyataan bahwa saya hidup dalam keluarga yang penuh dengan tekanan, saya harus berdamai dengan kenyataan bahwa saya ini berbeda, saya harus menerima kenyataan hidup yang sedang saya alami. Saya terus saja mensugesti diri saya sendiri dengan hal-hal yang positif, dengan pikiran-pikiran yang positif, dengan kegiatan yang positif. Karena dengan begitu, saya dapat mengendalikan diri saya sendiri dan semakin mengerti tentang arti hidup. Saya selalu berharap, semoga orang-orang di luar sana yang mendekati gila terhindar dari tindakan bunuh diri. Dan karena saya tahu persis, orang-orang yang seperti itu hanya butuh didengarkan.

Nah, bagi kalian yang ingin berbagi dengan saya, bisa mengirimkan email ke rumahdepresi@yahoo.com dengan mencantumkan subjek sesuai permasalahan yang sedang dihadapi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline