Lihat ke Halaman Asli

Mendengar Apa Kata Orang

Diperbarui: 15 Oktober 2016   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seberapa pentingkah pandangan orang lain pada kita? Perlukah kita mendengarkan apa kata orang?

Terkadang saya sendiri merasa bahwa apa yang saya lakukan di hidup ini adalah 100% hak milik saya pribadi. Seringkali dalam mengambil keputusan, kiblat saya adalah yang penting saya nyaman dengan pilihan-pilihan yang saya jalani. Peduli amat omongan orang, toh saya yang paham apa yang sedang saya lakukan.

Tapi apakah pikiran-pikiran semacam ini layak dipertahankan sebagai prinsip hidup? Jangan-jangan justru prinsip “kebebasan” seperti inilah yang sering menjatuhkan orang pada hal-hal negatif.

Ya, hal-hal negatif. Kata-kata “peduli amat omongan orang” itu bisa menjadi tembok pemisah yang mendiskriminasikan kita dengan lingkungan sosial kita berada. Hidup berdampingan tapi seperti dibatasi oleh kaca, terlihat tapi tak tersentuh. Kita yang berbuat senyamannya kita cenderung tidak memikirkan dampak perbuatan kita bagi orang lain. Apakah dia terganggu atau tidak, kita tidak pernah peduli.

Tentu kita tidak mau kan hubungan sosial kita baik dengan saudara, teman, rekan kerja, tetangga atau kerabat yang lain hanya sebatas cangkang kosong tanpa kehangatan didalamnya. Mulailah sedikit demi sedikit peduli dengan omongan orang. Karena tidak selamanya mendengarkan omongan orang akan menjadikan kita orang yang kerdil. Banyak omongan-omongan orang yang bisa menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Seperti apa karaktermu tercermin dari omongan orang-orang disekitar kita. Mereka yang mampu melihat dengan jujur tanpa ego mengenai seperti apa sifat kita ini. Dan jadilah manusia yang selaras dengan lingkunganmu berada. Jangan duduk diatas agar temanmu tak perlu mendongakkan kepala saat bicara denganmu. Jangan duduk dibawah agar temanmu tak perlu menundukkan kepala saat bicara denganmu. Karena manusia terus bertumbuh, semoga kita akan baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline