Lihat ke Halaman Asli

HMPSEP UNPAR

Himpunan Mahasiswa Program Sarjana Ekonomi Pembangunan

The FED Meningkatkan Suku Bunga Acuan sebesar 75 Basis Poin, Apakah Indonesia akan Terpengaruh?

Diperbarui: 5 September 2022   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Federal Reserve System atau yang lebih dikenal dengan The FED merupakan bank sentral Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1913. The FED memiliki tugas utama untuk  menetapkan kebijakan moneter. 

Salah satu instrumen kebijakan yang ditetapkan adalah tingkat suku bunga acuan, dengan cara meningkatkan atau menurunkan suku bunga acuan guna menjaga stabilitas harga yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Perubahan tingkat suku bunga ditentukan berdasarkan kondisi makroekonomi yang sedang terjadi khususnya inflasi.

Purwanti (2022) dalam CNBC Indonesia menyebutkan bahwa pada bulan Juni 2022, The FED menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin, yaitu berkisar 2,25 % - 2,5 %. Kenaikan tingkat suku bunga acuan ini dilakukan The FED untuk menjaga stabilitas harga di AS akibat adanya kenaikan inflasi global. 

Tingkat inflasi di AS pada bulan Juni 2022 menyentuh angkat 8,6%. Berdasarkan BBC Indonesia (2022), menyebutkan bahwa terdapat dua penyebab inflasi yang meningkat di Amerika Serikat yaitu perang Ukraina - Rusia dan kebijakan lockdown di Cina akibat lonjakan kasus Covid-19. 

Yip & Perasso (2021) menyatakan bahwa Covid-19 telah menelan 3.9 juta jiwa dan 178 juta kasus di seluruh dunia. Salah satu kebijakan untuk mengendalikan jumlah penyebaran yaitu Kebijakan Lockdown, maka hampir seluruh dunia menerapkan kebijakan tersebut. Pransuamitra (2022) menyatakan bahwa kebijakan lockdown di china membuat PDB berada di bawah 4 %. Hal ini mengakibatkan perekonomian china maupun global mengalami resesi. Salah satu negara yang mengalami resesi yaitu Amerika serikat. 

Berdasarkan data Departemen Perdagangan Amerika Serikat (2020) menyatakan bahwa pada periode April - Juni 2020 PDB Amerika Serikat anjlok menjadi -32,9 % dan pada kuartal I 2020 PDB Amerika Serikat juga telah terkontaminasi. Sekarwati (2022) menjelaskan bahwa saat ini Amerika Serikat mengalami inflasi yang cukup tinggi kisaran 9 %.  

Rosana & Pradana (2022) menjelaskan bahwa pemicu invasi Rusia ke Ukraina disebabkan oleh Ukraina ingin menjalin hubungan erat dengan NATO, yang mana hal tersebut berseberangan dengan Rusia. Perang saat ini masih berlangsung meskipun Rusia telah menarik beberapa pasukannya di beberapa titik pertempuran. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan implikasi yang dirasakan oleh uni eropa maupun global. 

Rosana & Pradana (2022) menyatakan bahwa terdapat tantangan dan implikasi yang dihadapi akibat terjadinya invasi yaitu krisis kemanusiaan, kebijakan energi, keamanan dan ketahanan pangan, dan sistem keuangan. Perang rusia ukraina dan kebijakan lockdown telah membuat kondisi perekonomian dunia telah mengalami guncangan. Guncangan tersebut telah membuat pemulihan perekonomian akan mengalami gangguan yang membuat terjadinya inflasi, termasuk membuat kebijakan moneter kontraktif maupun kebijakan lainnya. . 

Kebijakan peningkatan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve System, ditujukkan dapat menarik minat masyarakat Amerika Serikat untuk menanamkan dana mereka dalam bentuk tabungan atau deposito. Penanaman dana dalam bentuk tabungan atau investasi, akan membuat peredaraan uang di masyarakat menjadi berkurang, sehingga nilai tukar mata uang dapat mengalami kenaikan. Namun kenaikan suku bunga acuan akan berdampak pada lesunya pasar tenaga kerja yang menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran, sedikitnya lowongan pekerjaan, dan meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dengan begitu The FED harus menjaga nilai inflasi yang rendah agar tingkat pengangguran lebih terkendali.

Keberadaaan The FED sebagai bank sentral Amerika Serikat menjadi arah pasar global dan kebijakan bank sentral berbagai negara. Beberapa kebijakan The FED menjadi tantangan bagi pasar obligasi, saham, maupun cryptocurrency. Sebagai acuan pasar global, kenaikan tingkat suku bunga acuan yang dilakukan The FED ini memiliki dampak yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline