Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Roemah Difabel melalui Sosiologi Peduli Difabel #5

Diperbarui: 2 Oktober 2023   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman-teman Roemah Difabel membuat Ecobrick/dokpri

Senin, 02 Oktober 2023 HMJ Sosiologi UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan yang ke-5 bersama Roemah Difabel Semarang. Titik kumpul di Depan kampus 3 UIN Walisongo Semarang dan mulai berangkat ke Rumah difabel Semarang sekitar jam 10.00 WIB, setibanya di Rumah difabel kita bisa melihat teman teman difabel yang sangat hebat, selain itu terdapat mahasiswa Stikes Panti Wiloso yang berorientasi dengan rumah difabel karena mereka sedang menjalani Kuliah kerja nyata (KKN).

Fery, Mita, dan Laras sedang membuat Ecobrick/dokpri

Kegiatan pertama teman-teman difabel yaitu membuat bangku dari botol plastik bekas dan bungkus plastik saschet minuman yakni ecobrick. Mereka dibagi menjadi dua tempat dan kegiatan.

Dengan cara yang sangat unik, teman-teman menggunting bungkus plastik sachet bekas menjadi kecil kecil persegi, terlihat teman teman difabel sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini membuat kami semakin bersemangat juga untuk belajar bersama. Setelah selesai menggunting kemasan sachet selanjutnya teman teman Difabel memasukan potongan bungkus plastik ke dalam botol plastik sampai penuh hingga seluruh botol, yang mana akan dikumpulkan menjadi satu dan di buat menjadi bangku di rumah difabel ini.

Selain membuat bangku, sebagian teman-teman difabel melakukan kegiatan lain yaitu memasak. Kegiatan memasak ini merupakan kegiatan rutin di setiap minggu nya yang dilakukan dua kali dalam seminggu, pada hari itu teman-teman difabel memasak bandeng Presto sebanyak 30kg karena ada pesanan dari teman difabel yang keluarganya sedang berduka untuk acara 7 Harian. Biasanya rumah difabel hanya memasak 15 kg setiap 2x dalam seminggu. Terlihat teman teman difabel sangat bersemangat membersihkan ikan, memotong buntut ikan, dan ada juga sebagian yang menyiapkan bumbu rempah-rempah untuk dimasak bersama-sama. Tidak semua teman teman Difabel bisa memasak bandeng presto karena sebagian dari teman-teman ada yang tidak suka dengan bau amis ikan, ada juga yang phobia terhadap ikan. Biasanya setelah bandeng presto nya jadi, langsung di packing satu-satu dan dijual seharga 30 ribu rupiah persatuannya. Mereka menjual melalui e-commerce Tokopedia ataupun melalui komunitas yang berhubungan dengan rumah difabel.

HMJ Sosiologi masih membuka donasi bersama Roemah Difabel sampai tanggal 6 Oktober. Untuk info lebih lanjut bisa hubungi 0895321198429 (Rai) atau melalui Instagram @hmjsosiologi_uinws




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline