Jakarta -- Caleg DPR RI Dapil Jateng III No Urut 9 Donny Imam Priambodo utarakan tanggapannya terkait peringatan Hari Stroke Sedunia yang dirayakan tepat pada hari ini (29/10/2018). Dia menilai peringatan ini penting dirayakan, lebih-lebih di negara berkembang seperti Indonesia. Sebab, data menyebutkan sebagian besar penderita stroke terdapat di negara berkembang. Misal di Negara Asia seperti Cina, India, dan Indonesia.
Bahkan, kata Donny, di Indonesia jika mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2013) jelas memperlihatkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian paling utama pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Kejadian macam hipertensi, diabetes, kadar kolesterol darah tinggi, serta merokok meningkat drastis di negara ini.
"Sikap awas masyarakat terhadap penyakit stroke masih rendah. Harus sama-sama kita upayakan agar mereka bisa lebih sadar akan bahaya penyakit ini. Mereka harus diberi pengarahan agar dapat mengerti dan melawan stroke. Misalkan dengan memberikan penjelasan mengenai pola makan serta konsumsi makanan yang baik," tutur Donny usai mengisi sebuah acara diskusi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (29/10/2018).
Selain itu, lanjutnya, ada beberapa faktor lain yang dapat mennyebabkan penyakit stroke bisa berkembang. Di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, stroke menjadi efek dari industrialisasi dan polusi. Faktor pencemaran udara adalah ladang yang subur bagi meningkatnya penyakit ini. Kurangnya kepedulian terhadap persoalan polusi, membuat penyakit ini meluas sampai menjadi menjadi penyebab kematian.
Karenanya, Donny menyarankan, untuk mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh stroke serta para penderitanya, maka wajib hukumnya untuk memperbaiki pola hidup. Misalkan dengan mengurangi konsumsi garam serta makanan cepat saji (instan), berolahraga, menurunkan berat badan yang berlebihan, serta berhenti merokok.
"Jika pola hidup sehat yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin, penderita serta korban dari penyakit ini akan menurun. Mengapa saya lebih menekankan pada perubahan pola hidup, sebab jika penekanannya lebih kepada pengobatan, maka yang kita lakukan sejatinya adalah penanggulangan. Bukan pencegahan. Bukan berarti tidak baik, tetapi hal demikian adalah kewenangan dokter. Saya lebih menekankan apa-apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat biasa agar terhindar dari penyakit ini. Ingat, mencegah itu lebih baik daripada mengobati," tutur Donny. [RG]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H