Lihat ke Halaman Asli

HMDIE FEB UB

Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia dan Peningkatan EODB: Vaksinasi Kuncinya?

Diperbarui: 7 September 2021   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulis oleh Nida Yulianti, Lutfiah Nur Azizah (Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya) dan Schalke Anindya Putri (Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada)

SUMMARY

Pandemi Covid-19 secara global telah memengaruhi pola hidup masyarakat di seluruh dunia, terutama Indonesia. Pemerintah sendiri mengantisipasi penyebaran virus ini dengan melakukan vaksinasi secara berkala dengan total target sebanyak 208.265.720 warga (Satgas Covid-19,2021). Adanya vaksinasi ini akan meningkatkan aktivitas masyarakat sehingga pemulihan ekonomi semakin memungkinkan. Pemerintah sendiri mengekspektasikan perekonomian Indonesia akan tumbuh ke angka 5.6% tahun ini (World Bank, 2021). 

Pemulihan ekonomi negara berkembang masih terhambat oleh kenaikan kasus COVID-19, distribusi vaksinasi yang tidak merata, dan pengurangan dalam program bantuan pemerintah. Pada komposisi ekonomi makro sendiri, Indonesia mencatat di bidang investasi, seluruh sektor telah terdampak oleh tingginya ketidakpastian, harga komoditas yang rendah, serta permintaan yang rendah. Ibu Lilis Setiadi dari Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menyatakan bahwa ketidakpastian dari kasus COVID-19 bisa membuat perekonomian Indonesia pulih dalam bentuk U-shaped, alih-alih V-shaped. (BKPM, 2020). U-shaped economic recovery artinya suatu ekonomi akan memakan waktu berbulan bulan hingga bertahun-tahun untuk pulih. 

Vaksinasi dilakukan untuk membantu meningkatkan herd immunity sehingga memberikan dampak pada peningkatan aktivitas bisnis. Peningkatan aktivitas bisnis diharapkan dapat berjalan kembali di tengah pandemi yang nantinya akan menjadi salah satu indikator untuk meningkatkan peringkat EoDB Indonesia. Oleh karena itu, akselerasi vaksin diharapkan dapat mendorong realisasi pemulihan ekonomi dan meningkatkan peringkat EoDB di Indonesia. Oleh karena itu, akselerasi vaksin diharapkan dapat mendorong realisasi pemulihan ekonomi dan meningkatkan peringkat EoDB di Indonesia.

PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi krisis kesehatan yang berdampak pada semua demografi di seluruh dunia, tetapi juga telah menjadi krisis sosial ekonomi. Indonesia juga mengalami dampak yang sama parahnya dengan negara lain dalam hal sosial, ekonomi, dan keuangan. Akibat sosial-ekonomi antara lain terhentinya banyak kegiatan ekonomi formal dan informal yang dapat menciptakan lapangan kerja, akibat ekonomi berupa konsumsi yang terganggu, investasi yang melambat, dan ekspor neto yang terkontraksi, serta penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Selain itu, konsekuensi keuangan termasuk NPL yang tertekan, profitabilitas, dan solvabilitas perusahaan. 

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan peningkatan pengangguran. Dampak selanjutnya adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin. Sebelum COVID-19, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 5,3%, dan setelah COVID-19, skenario terburuk adalah -0,4%. Juga akan terjadi peningkatan kemiskinan sebesar 4,86 juta orang dan peningkatan pengangguran sebesar 5,23 juta untuk skenario terburuk. 

(Kementerian Keuangan, 2020). Peningkatan percepatan pandemi dan perlambatan ekonomi telah memengaruhi peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia, atau kemudahan dalam berbisnis. Kini, Indonesia berada pada peringkat ke-73 untuk indeks EoDB (World Bank, 2020); kondisi pandemi seperti sekarang tampak sulit untuk merealisasikan tujuan untuk meningkatkan peringkat secara signifikan. 

Akan tetapi, laporan World Bank pada Juni 2021 menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia diproyeksi bangkit kembali pada tingkat 4,4 persen di tahun 2021, dan akan meningkat hingga 5 persen di tahun 2022 dengan adanya vaksinasi massal. Meski begitu, ekonom mengkritik target pemulihan ekonomi yang terlalu optimistis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline