Saat semuanya melangkah mundur dengan ketakutan yang menjadi jadi.
Kau hadir memberanikan langkah untuk tetap maju.
Saat tubuh dan jiwa mencari perlindungan paling aman.
Kau justru menentangnya dengan tetap berada pada kondisi paling membahayakan.
Dan saat tangan gemetar enggan untuk merangkul yang terbaring .
Kau maju paling depan, membantu, merawat, bahkan menunggu kesembuhannya.
Sulit mengukir jasa-jasamu pada rangkaian kata terindah sekalipun, tak ada warna
Yang mampu mewakili darah juangmu, dan tak akan ada cerita yang mampu
Mengisahkan perjalanan panjang paling melelahkan dari tangan yang tetap
Merangkul dan kaki yang masih terus melangkah kedepan.
Hanya balasan dari yang KUASA kelak yang akan menjawab lelah yang nantinya