Lihat ke Halaman Asli

Trend Baru Revolusi

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk Pikuk dunia politik seperti badai menerpa pemerintahan Indonesia. pelan-pelan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah mulai luntur seiring dengan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat dan keluar dari jalur janji kampanye yang didengungkan pada saat sebelum pilpres beberapa bulan yang lalu. Baru melewati 100 hari, pemerintahan Jokowi-JK seolah-olah tampil seperti rezim otoriter yang bersikap kejam dan jauh dari spekulasi masyarakat terhadap Jokowi yang sebelumnya melabeli dirinya sebagai rakyat kecil dan perwakilan rakyat kaum miskin kota yang menduduki posisi elit politik.

Sayup-sayup terdengar suara dari per-orangan dan kelompok-kelompok kecil yang memanggil-manggil mahasiswa. Banyak yang memancing dan pura-pura berteriak kemana mahasiswa hari ini ?. Dengan alasan rakyat membutuhkan mahasiswa, segelintir orang tersebut terus menyuarakan kemana perginya para agen perubahan itu, disaat kondisi Negara tengah terpuruk, Rupiah melemah, bahan-bahan pokok melambnung tinggi, kebijakan-kebijakan pemerintah penuh kontroversi dan tidak pro Rakyat, bahkan seakan kembali ke akhir-akhir rezim orde baru yang mengalami krisis berat.

Hawa Baru Revolusi

Jika suara teriakan yang memanggil-manggil nama mahasiswa itu berharap lebih, maka saya katakana lebih baik pendam harapan anda dan jangan berharap lebih. Iya benar jika bicara bahwa saat ini mahasiswa tengah terlena menikmati kecanggihan dunia yang pelan-pelan menumpulkan daya intlektualnya pendapat itu sangat tepat, jadi jangan pernah berharap lebih kepada para mahasiswa. Namun, meskipun begitu apakah kita harus kehilangan asa untuk merubah nasib bangsa ini ? jawaban yang tepat adalah masih tetap TIDAK. Semangat akan perubahan bangsa kearah yang lebih baik harus terus dipupuk dan dibuat menggebu-gebu agar tidak pernah putus dan terwujud.

Sejarah mencatat, revolusi Mesir pada beberapa tahun yang lalu bukan lagi mahasiswa yang menjadi motor penggeraknya, teriakan revolusi datang dari rakyat yang sudah gerah dengan rezim yang terus menerus menyiksa, bahkan ada beberapa keterangan yang mengatakan bahwa media social facebook ikut andil dalam mengumpulkan dan menyatukan aspirasi masyarakat mesir yang ingin negrinya berubah. Tidak hanya itu, beberapa Negara di timur tengah lainnyapun seperti ketularan Mesir, bahkan Negara seperti Turki pun hampir mengalami gejolak yang sama.

Indonesia Diambang Revolusi

Jika menilik kondisi hari ini, bisa dikatakan bahwa Indonesia berada di ambang pintu Revolusi. Hal tersebut bukanlah hanya spekulasi belaka, sebab kondisi hari ini adalah kondisi terburuk setelah reformasi. Itu dirasakan oleh setiap warga Negara baik kalangan elit politik, hingga masyarakat kecil yang bergantung hidup pada kebijakan pemerintah.

Dalam buku Tan Malaka yang berjudul “Aksi Massa” revolusi terjadi berdasarkan pergerakkan oleh sekelompok elit, dan hal itu akan terjadi jika ada sambutan dari masyarakat luas yang memiliki kepentingan yang sama. Jika disesuaikan dengan kondisi hari ini, hamper semua kecewa dengan pemerintahan Jokowi-JK. Para elit parpol ketar ketir dan kecewa berat karena partainya dibegal, seperti yang dirasakan Aburizal Bakri dan Djan Faridz, kemudian para pekerja Pertamina yang notaben adalah tenaga ahli (pekerja dibidang khusus), mengancam mogok kerja Jika Pemerintah tidak mau memberikan Blok Mahakam kepada Pertamina secara full 100%. Sementara rakyat miskin tengah menjerit akibat dollar dan bahan pokok yang melambung tinggi, ditambah kasus korupsi pejabat yang semakin hari semakin emningkat dan seolah menjadi rahasia umum yang dianggap tidak lagi bersalah.

Jika semua yang merasa kecewa itu mulai bergerak, akan tidak terbayang betapa besarnya kekuatan rakyat yang ingin perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Mari wujudkan Indonesia yang Adil makmur.

Salam Perjuangan !!!

(Coretan ini hanya pendapat bukan penelitian resmi dan ilmiah)

Oleh:  Fazin Hisabi (Forum Salemba)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline