Menjalang akhir tahun pohon natal topi sinterklas sering kita jumpai di pusat perbelanjaan hal tersebut juga dibarengi dengan perdebatan berisik tentang larangan ucapan selamat natal bagi umat nasrani yang juga merupakan bagian di negri ini seakan sudah menjadi perdepatan musiman jelang akhir tahun.
Indonesia merupakan bangsa yang besar dan negara yang berdaulat terlahir atas dasar kemajemukan, kemajemukan terdediri atas daerah,golongan,adat istiadat,suku,bahasa dan agama, secara faktual historis kemajemukan merupakan sebuah keniscayaan bagi bangsa ini, oleh karena itu para pendiri bangsa merawat kemajemukan dengan semboyan Bhineka Tungal Ika sebagai semangat persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan cita-cita bangsa menuju bangsa yang adil makmur dan diridhoi Allah Swt. dan seharusnya kita sadar akan hal itu
Sebegai generasi muslim muda kususnya HMI Jombang tergerak untuk angkat bicara menanggapi perdebatan tersebut apalagi maraknya swiping antribut natal yang dilakukan beberapa oramas, tentunya hal tersebut bisa mengusik bingkai kemajemukan sebagai modal persatuan dan kesatuan bangsa ini,
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jombang Abdul Kholik mengungkapan Ucapan selamat natal tidak usah diperdepatkan , ucapan selamat natal adalah sapaan mesrah sebagai sesama manusia toh hal tersebut sekedar sapaan untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama yang sudah kita sepakati dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika
Jadi tidak salah bagi seorang muslim memberikan ucapan selamat natal bagi saudara nasrani yang juga merupakan bagian dari bangsa ini merupakan hal wajar sebagai wujud cinta sesama manusia dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara dan ucapa tersebutkan juga tida bisa diterjemahkan sebagai bentuk persetujuan dan pengakuan kita, meskipun tidak setuju kita masih boleh menunjukan nila-nilai toleransi kemesraan sebagai wujud cita sesama manusia
Setuju dan tidaknya kita dengan pilihan oranglain bukan serta merta membuat kita tidak menjalin hubungan dengan orang tersebut toh dengan mengucapkan selamat natal tidak mengurangi sedikitpun kadar keimanan kita tegas pria asal Kota ledre tersebut
Pria asal bumi Angkling Darma ini juga menjelaskan bahwa seorang tidak bisa dikatakan berubah menjadi golongan lain hanya gara-gara sapaan dan berada dilingkungan lain, menghambil filosofi bunga teratai meskipun akarnya menghujam pada lumpur batangya hidup didalam air dan daunya diatas air bunganya memberikan keindahan tanpa dipengaruhi lingkungan yang keruh dan selama bunga teratai hidup bunganya tidak akan tengelam kedalam lumpur dan kubangan air, sama halnya selama imam kita masih hidup kadar keimanan kita tidak akan luntur hanya gara-gara sapaan mesra sebagai wujud cinta sesama manusia
Ketua HMI Jombang ini juga mengutip canda MH. Ainun Najib atau akrab disapa cak nun budayawan asal jombang yang menganalogikan seorang tidak lantas jadi kambing hanya karena berada dikandang kambing sama halnya dengan jika kita menyapa kambing dengan mengucapkan embek apakah kita lantas menjadi kambing?, Tidak! kalau kita masuk kanda kambing bukan berarti kita ikut jadi kambing kita hanya menyapa dan menyapa itu harus dengan bahasanya
Hidup dalam bingkai Kebhinekan kita harus mengedepankan nilai-nilai toleransi, kebersamaan dan cinta sesama manusia Tambah Ahmad Yasin Ketua bidang Kepemudaan HMI Cabang Jombang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H