Lihat ke Halaman Asli

HM Fotocopy

siswa smk

Bocah Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel

Diperbarui: 7 Oktober 2023   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kawasan Jati ASI Kota Bekasi, Jawa Barat, menjadi saksi dari sebuah kontroversi besar yang mencengangkan. Sebuah video viral merekam momen dramatis seorang orang tua yang putus asa, yang mengungkapkan tuduhan serius terhadap beberapa dokter di salah satu rumah sakit setempat. Kisah ini melibatkan seorang anak berusia 7 tahun dengan inisial "BA" yang pada akhirnya menjadi korban.

Dalam video yang menjadi viral ini, seorang pria yang merupakan orang tua dari anak tersebut dengan penuh emosi menuduh beberapa dokter di rumah sakit tersebut melakukan praktik medis yang meragukan. Di tengah suasana yang tegang, dia meminta rekam medis anaknya kepada pihak rumah sakit. Keputusan untuk meminta rekam medis ini muncul setelah anaknya didiagnosis mengalami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel pada hari Senin yang tragis.

Keluarga korban telah menjalani perjalanan yang sulit sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk melaporkan direktur rumah sakit dan beberapa dokter terkait ke pihak kepolisian, yaitu Mapolda Metro Jaya. Mereka mendesak agar dilakukan penyelidikan terhadap dugaan malpraktik yang dilakukan oleh beberapa dokter selama perawatan anak mereka.

Dalam pengaduan hukum yang mereka ajukan, keluarga pelapor menyatakan bahwa operasi sang pasien berlangsung pada 19 September, hanya sehari sebelum sang anak menjalani operasi. Setelah 3 jam operasi, sang pasien keluar dari ruang operasi dalam kondisi tak sadarkan diri. Hingga 9 hari setelah operasi, korban tetap tak sadarkan diri. Dokter pun mendiagnosis bahwa anak tersebut mengalami mati batang otak, sebuah kondisi yang sangat serius.

Keluarga korban dengan tegas menyampaikan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap kasus ini. Mereka telah melaporkan sekitar 8 orang terlapor, termasuk dokter-dokter yang terlibat dalam prosedur medis, mulai dari dokter anestesi, dokter spesialis THT, hingga direktur rumah sakit itu sendiri.

Sayangnya, tragedi ini mencapai puncaknya ketika pasien BA, setelah mengalami 13 hari koma di ruang ICU rumah sakit, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada malam Senin. Upaya untuk melakukan pacu jantung tidak berhasil, dan pasien yang masih sangat muda ini dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit.

Keluarga korban, dalam kepedihan yang mendalam, menyampaikan rasa kekecewaan dan ketidakpuasan mereka atas penanganan medis yang diduga kurang profesional. Mereka menuntut keadilan untuk anak mereka yang telah tiada.

Hingga berita ini ditulis, pihak rumah sakit belum memberikan keterangan resmi kepada media terkait tuduhan malpraktik yang sangat serius ini. Sejumlah awak media lokal telah mencoba mendekati pihak rumah sakit untuk mendapatkan klarifikasi, namun belum berhasil memperoleh tanggapan yang memadai.

Kisah tragis ini mencuat menjadi sorotan publik, dan banyak pihak yang menantikan hasil penyelidikan yang akan dilakukan oleh pihak berwenang. Dalam situasi yang semakin rumit dan memilukan, satu-satunya yang bisa diharapkan adalah bahwa keadilan akan ditegakkan demi korban dan keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline