Lihat ke Halaman Asli

Heri TKM

Proyek Nulis Buku Bareng

Dampak Kenaikan BBM Kali ini bagi Keluarga Saya

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ya, setiap kali kenaikan BBM pasti timbul pro kontra, begitu juga kali ini. BBM kali ini terasa agak mengejutkan karena – meski sudah diworo-woro sebelumnya – ternyata datangnya juga tiba-tiba. Termasuk saya yang tidak tahu kalo tanggal 18 Nopember 2014 – BBM sudah naik, maklum gak punya tipi, yang saya tahu pagi-pagi di kantor pada rame bilang BBM sudah naik.

Ya sudahlah, wong sudah naik mau bagaimana lagi? Mau protes sampe elek dan sampe ubanan ya nggak akan di dengar.

Trus enaknya bagaimana?

Kalo saya yang pertama adalah menghitung dampak kenaikan BBM terhadap "kestabilan perekonomian" di keluarga saya. Mulanya, saya belum kepikiran kira-kira berapa banyak (dalam rupiah) dampak kenaikan BBM ini terhadap keluarga saya.  Tetapi kemarin sore, seorang anak saya sempat protes dan laporan minta uang transportnya dinaikkan karena di tegur oleh sopir angkot karena sekarang ongkos angkotnya sudah naik.

Dari “protes kecil” seorang anak saya itu akhirnya saya coba-coba menghitung berapa sih kenaikan yang harus kami tanggung selama sebulan untuk kebutuhan transport untuk berangkat sekolah dan bekerja – sekali lagi kebutuhan transportasi saja –

Ya, kali ini saya tidak menghitung apakah biaya uang makan siang saya dan istri saat kerja juga naik, biaya uang saku anak-anak apakah akan kami naikkan atau tidak, apakah biaya belanja mingguan untuk konsumsi naik berapa.. tapi fokus ke transportasi – karena per hari ini saya harus memberi tambahan lebih buat biaya transport anak-anak.

Oke deh mari kita hitung.

Jumlah anak saya  adalah 4 orang – semuanya sekolah. Sejak kenaikan BBM kemarin, maka per satu orang saya memberikan tambahan uang transport 1000,- (seribu rupiah). Jadi sehari ada tambahan 4000  (empat ribu) rupiah buat tansport anak-anak. Karena anak-anak sekolahnya adalah 6 hari – hitungannya menjadi : Rp. 4.000 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 96.000,- (sembilan puluh enam ribu)

Sementara transport saya, rata-rata sebelum kenaikan BBM – sehari saya butuh sekitar 7.500 (tujuh ribu lima ratus rupiah) per hari, dengan adanya kenaikan BBM ini kurang saya haru menambah 2500 (dua ribu lima ratus rupiah. Kerja saya seminggu 5 hari, tetapi seringnya untuk ongkos Bensin tidak hanya dari rumah ke kantor – tetapi kadang hari sabtu-ahad juga ada kegiatan lain yang juga butuh uang bensin. Anggap saja saya juga kerja 6 hari – jadi hitunganya adalah:  Rp. 2.500 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 60.000,- (Enam puluh ribu)

Untuk transport istri saya, rata-rata sehari ganti 2 kali atau 3 kali angkot karena ngajar di dua tempat kadang dapat “nunutan” dari temannya untuk ngajar di sekolah satunya, mudah-mudahan naiknya Cuma Rp. 1000 (seribu rupiah) – sekali jalan, berarti kurang lebih seribu kali 3 = Rp. 3000 (tiga ribu). Maka hitungannya selama sebulan jadi: :  Rp. 3.000 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 72.000,- (Tujuh Puluh Dua ribu).

Sedangkan total biaya tambahan untuk transportasi adalah:  96.000 + 60.000 + 72.000 =228.000 (dua ratus dua puluh delapan ribu rupiah)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline