Lihat ke Halaman Asli

PDKB, Antitesis Pemadaman

Diperbarui: 28 Oktober 2016   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

 Ketika listrik padam reaksi apa yang umumnya diambil oleh masyarakat?  Sepertinya marah,mencaci dan memaki. Emang cuma itu? Mungkin iya. Soalnya saya belum pernah nemu ada yang ucapin Alhamdulillah kalau listrik padam. Pokoknya kesel,dongkol bin jengkel. Lha yang dimarahi,dicaci dan dimaki siapa? Yaelah…Ya PLN lah.  Masak PSSI? Kan, PLN yang ngurusin listrik di Indonesia.

Sebenarnya reaksi umum masyarakat itu bisa dimaklumi. Ya gimana nggak lha wong listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan hidup. Mau masak,mandi,mencuci dan lain-lain pake listrik semua. Saya pun menduga listrik sudah menjadi kebutuhan primer keempat setelah sandang,pangan dan papan. Mungkin dugaan saya salah. Tapi,realitanya begitu. Sudah menjadi kebutuhan.

Waktu saya kecil di kampung  tahun 90-an listrik padam tidak terlalu masalah. Karena penggunaan listrik tidak se vital sekarang.PLN gak terlalu kesorot. Masak masih bisa pake kayu atau kompor minyak. Setrika pake setrika arang. Penerangan bisa diganti pake teplok. Yang penting bagi saya asalkan listrik tidak padam hari Senin dan Selasa sore ba’da Ashar. Apa pasal? Soalnya itu adalah jadwal tayang film Saint Seiya dan ksatria Baja Hitam. Film favorit saya. Nggak kebayang kalo pas dua film itu tayang malah listrik padam. Alamat besok hanya bisa bengong ngedengerin teman di sekolah mengulas film itu. Sudah pasti saya gak bisa praktekin gimana jurus Saint Seiya melawan para ksatria emas atau jurus ketika Kotaro Minami menghajar monster dari kerajaan Gorgom. Sakitlah hati ini pokoknya. Jadi ketahuan deh umur saya kepala berapa hehehe… Lagian kalau padam pas malam artinya saya gak perlu ngaji sama belajar. Toh, pelajaran yang jadi favorit saya cuma ada empat.  Agama, olahraga,  jam kosong dan yang terakhir,kalau gurunya rapat. Hahaha. Murid ndableg.

 Memasuki tahun 2000-an semua berubah. Semua bergeser dari pola pikir lama. Listrik padam menjadi masalah. Listrik padam tak lagi dimaklumi. PLN tersorot.  Masuk dalam 10 besar pelayanan publik yang mengecewakan versi acara tertentu di televisi. Saya lupa tahun berapa. Apapun ceritanya pokoknya PLN berdosa. Saya termasuk yang kecewa super duper berat dengan situasi itu. Tapi, di pertengahan tahun 2000,tepatnya 2007 takdir Gusti Allah berlaku. Skenario-Nya melakonkan saya menjadi bagian dari sebuah perusahaan listrik yang jadi sorotan tersebut. Ya. Saya diterima menjadi bagian dari keluarga besar PT. PLN (persero). Menjalani masa diklat prajabatan,OJT (On The Job Training) hingga diangkat menjadi pegawai di bagian yang berhubungan dengan masalah padam. Nama bagian itu adalah PDKB Tegangan Menengah (TM). Tepatnya di PDKB TM Area Tanjung Karang Distribusi Lampung.

PDKB? Apaan sih? PDKB tuh Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan. Lah,kenapa harus tegang dan apanya yang tegang? Maksudnya , melakukan pekerjaan dalam keadaan jaringan tetap ada tegangan listriknya. Jadi tanpa memadamkan aliran listrik. Ngerti ora son?

Sejarah singkatnya, sejak tahun 1974  PLN telah melakukan persiapan dan pengadaan peralatan PDKB-Tegangan Menengah 20 Kv dan pada tahun 1985 untuk peralatan PDKB-Tegangan Tinggi 150 Kv/Tegangan Extra Tinggi 500Kv serta pada tahun yang sama telah dilaksanakan pelatihan PDKB secara ”off-line” di Udiklat Cibogo Bogor, namun belum dapat diaplikasikan secara “on line” karena belum adanya undang – undang atau peraturan yang menunjang pelaksanaan pemeliharaan bertegangan. PDKB-TM diawali dengan Pelatihan Tim PDKB-TM untuk pertama kalinya diadakan pada awal tahun 1994 sebagai angkatan I yang berasal dari PLN Cabang Tangerang dan sekarang hampir setiap unit PLN punya tim PDKB.

Tim PDKB dibentuk sebagai aplikasi dari ide dan gagasan raksasa para pendahulu untuk menjawab tantangan zaman terkait pelayanan pada konsumen listrik. Tim ini minimal terdiri dari delapan (8) orang personel dengan kualifikasi khusus. Terdiri dari Supervisor, Preparator, Kepala Regu, Pengawas K3 dan teknisi (linesman).Pendidikannya juga memakan waktu dua sampai tiga bulan di PLN Udiklat Semarang. Di internal PLN tim ini sering diistilahkan dengan pasukan khusus/ pasukan elite PLN.Saya pribadi merasa kurang nyaman atas istilah tersebut. Karena bagi saya, semua tim/pegawai di PLN ya elite semua. Hanya saja PDKB memang punya tugas dan keahlian khusus.

Dalam pekerjaannya selain  dituntut sehat jasmani dan rohani para personel harus disiplin. Gak boleh cengengesan. Gak boleh main smartphone apalagi sampai fesbukan (wah, bisa dilempar kunci Inggris sama kawan). Harus taat SOP dan Instruksi Kerja. Dalam bekerja, secara psikologis harus bebas dari tekanan atau stres. Stres karena mikirin utang, stres karena diomelin sama bini atau mikirin kondangan yang datang silih berganti. Bisa membahayakan keselamatan diri sendiri dan rekan kerja. Soalnya, pekerjaan ini resikonya adalah nyawa yang cuma satu doang. Yang saya tahu nyawa ini belum ada yang jual sparepartnya. Beneran…..Hingga detik ini  saya tak pernah cerita pada orang tua mengenai resiko profesi saya. Orang tua terima beres aja dah. Cause everything gonna be okay. Begitu kata Bondan Prakoso.

Misi pekerjaannya juga harus safety dalam tiga hal, yaitu : safety personel, safety jaringan,dan safety peralatan. Safety personel artinya personel harus selamat tanpa kurang suatu apapun. Berangkat selamat pulang selamat. Safety jaringan artinya jaringan harus aman. Tidak padam karena tindakan kita. Jangan sampai niat tak memadamkan aliran listrik malah padam karena kesalahan kita. Apa kata dunia kalo itu terjadi? Dan yang terakhir safety peralatan. Maksudnya peralatan jangan sampe rusak  karena kesalahan kita dalam bekerja maupun penyimpanannya. Karena harga satu set peralatan tim PDKB ini bisa setara harga Lamborghini Aventador. Mobil tunggangan pesepakbola top asal Argentina dan Manchester City. Sergio “Kun” Aguero.

Peran PDKB dalam meminimalisir bahkan menetralisir pemadaman terencana sangatlah besar. Pemadaman terencana? Ih!,reseh amat. Eh, jangan salah paham dulu mas bro. Jadi gini, di PLN ada dua jenis pemadaman. Pemadaman terencana dan pemadaman tidak terencana. Pemadaman terencana ini disebabkan adanya pekerjaan dan pemeliharaan di jaringan bertegangan listrik. misalnya, gardu sisipan,pasang baru industri, pemasangan lightning arrester,perbaikan kawat rantas,perluasan jaringan,sisip tiang,pemeliharaan jumper dan lain-lain. Dimana dahulu pekerjaan ini dilakukan dengan memadamkan aliran listrik. Tapi, sekarang tidak. Semua dilakukan dengan PDKB. Nah, kalo pemadaman tidak terencana disebabkan adanya gangguan dari luar misalnya,sambaran petir, tanah longsor,banjir,badai dan lain-lain. Ini sudah diluar kendali kita.Jadi gak ada ceritanya PLN sentimen sama situ trus matiin  listrik. Gak ada.

Akhirnya,bagi saya merupakan kebanggaan tersendiri bisa bergabung di tim PDKB. Menjadi bagian dari solusi untuk melayani pengguna listrik. Menjadi bagian dalam mengisi kemerdekaan yang diraih dengan harta,jiwa dan air mata para pendahulu. Menjadi bagian untuk mengiringi pembangunan bangsa dan negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline