Lihat ke Halaman Asli

"Aku Ra Popo"

Diperbarui: 18 Oktober 2016   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id card (Dokumentasi Pribadi)

Dear all...(duuh kalau orang akuntansi dapat WA dengan awalan seperti ini udah deg-deg ser loh coz artinya akan ada tugas yang harus diselesaikan entah nilai Piutang SAP tidak sama dengan AP2T, atau asset yang harus dipecah atau paling tidak memonitor suatu pos tertentu yang dirasa anomali) tapi kali ini kata itu saya pakai karena benar-benar ingin menyapa lebih dekat teman-teman semua terutama para Ibu, baik karyawati PLN atau pun para Ibu PI.

12 tahun lalu masih lekat di ingatan betapa kagetnya saat membaca the magical “AmplopCoklat” yang bisa membuat jantung mempompa lebih cepat dan tekanan darah naik turun hadeuuuh nggak segitunya kali. KOTABARU, yah itulah penempatan awal saya sebagai pegawai PLN angkatan 4 yup masih single digit – angka idaman untuk susut.  Pada awalnya ibu kaget mendengar penempatan saya yang di ujung pulau Kalimantan dan masih harus menyeberang pakai ferry menuju pulau Kotabaru yang gunungnya bermega karena waktu itu belum ada jalur penerbangan jadi harus lewat darat kurang lebih 8 jam itupun jika jadwal ferry tidak bermasalah. “Jauh seperti itu nduk...kamu keluar saja ya” ucap Ibu pelan, tapi aku bertahan dan ingat nasihat Bapak bahwa anak seorang pejuang harus mampu dan berani. Kukuatkan tekad dan kukatakan ke Ibu “Aku ra po po Bu, insyaa Alloh bisa”

Akhirnya keputusan itu pun berbuah indah, di PLN Area Kotabaru dipertemukan dengan Maful Abas Sayuti yang juga pegawai PLN (waktu itu SK 205 belum ada) dan dikaruniai putra putri yang super – Alya dan Affan. Bahkan pengalaman saat menanti detik-detik kelahiran ada saja cerita yang bisa dikenang, tengah malam harus berangkat ke klinik naik motor eeh listrik black out, alhamdulillah biar jauh dari keluarga tetapi teman-teman sudah seperti keluarga bagi kami.

Bagi karyawati bagian Akuntansi bukan hal baru lagi jika saat-saat hamil besar bahkan beberapa hari setelah melahirkan namanya pekerjaan akan terus mengikuti. NoteBook di endang endeng (dibawa kesana kemari) bahkan sambil duduk di tempat tidur RS atau pun masih istirahat cuti di rumah sambil menunggui bayi yang bahkan belum pupak puser, kami harus menyelesaikan Laporan Keuangan karena biasanya bagian akuntansi di area sangat terbatas jumlahnya sedangkan Laporan Keuangan tidak mengenal tanggal merah, jika sudah waktunya closing yah harus closing. Seperti halnya suamiku jika Mesin ada gangguan tidak mengenal tanggal merah, hari hujan atau terang, siang atau malam, lebaran atau bukan jika ada gangguan yah harus cuuus menanganinya. 

Demi siapa semua itu, demi masyarakat agar terus terang, demi Ibu-ibu lain agar anaknya bisa belajar saat malam, yang bayi tidak kepanasan karena kipas atau AC nya mati, demi Manajemen dengan segala keputusan strategiknya, demi PLN yang sudah menjadi “rumah” kami. Aku ra popo... tentu itulah yang terbersit pada hati semua pekerja PLN pada saat harus berjuang siang malam.

Pada perusahaan sebesar PLN tentu banyak komponen-komponen di dalamnya yang harus bersinergi demi terangnya negeri ini. Termasuk para karyawati yang juga seorang Ibu, seringkali membawa anak ke kantor dengan senjata berbagai macam makanan, crayon dan mainan agar mereka tidak rewel disaat kami harus mencari “selisih” yang kadang cuma 1 rupiah tetapi bisa membuat bibir manyun, muka berkerut dan tiba-tiba langsung sumringah saat ketemu yang satu rupiah itu. Bahkan bermain dengan segala alat tulis kantor membuat anak-anakku betah di kantor, mulai mesin ketik, perforator, kalkulator mereka utak atik bahkan lebih asyik dari main game.

 Lain lagi cerita para Ibu yang masih memiliki anak bayi dibawah 2 tahun dan harus menyisihkan waktu menyiapkan ASIP disela-sela waktu kerja karena tidak sedikit diantara kami yang tidak bisa pulang saat istirahat demi ASI ekslusif. Syukurlah PLN merupakan perusahaan yang mau mengerti sehingga di beberapa wilayah telah ada ruang untuk Ibu menyusui atau paling tidak ruangan khusus bagi kami menyiapkan ASIP dan menyimpannya di refrigerator. Semua ini kami jalani dengan ikhlas, insya Alloh.

Aku ra popo... aku ra popo...

Note from

Nurul isnani – 7705012D

085249319458

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline