Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pura-Pura Pulih Sendiri

Diperbarui: 16 Juli 2024   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Ketika manusia lain beristirahat dari lelah
Dia memilih bercengkerama dengan malam
Berharap ketenangan akan hadir di sana

Detak detik jarum jam
Menjadi pengiring atma yang tengah kesakitan
Dia sendirian tak ada seorang pun di sana
Dingin penuh represi, tak ada penghangat kecuali kewarasan

Sialnya, ketenangan hanyalah angan
Selaksa obat menyayat sadis seluruh tubuhnya
Pikiran di kepala berlari ke sana kemari tak tentu arah
Jiwa yang dia bawa bahkan dibuat mati olehnya

Dalam keterasingan yang menyiksa,
Ia memeluk kesendirian dengan erat
Napasnya tersengal menahan derita

Karena terperangkap dalam labirin keputusasaan yang tak berujung
Sungguh, ketakutan menyelimuti dirinya

Ia takut, pikirannya tak mampu lagi dikendalikan
Ia takut, akhirnya ia akan menghabisi diri dengan tangannya sendiri.

Dia harus pergi
Mencari sinar harapan yang perlahan memudar
Namun siapa yang akan mendengar teriakannya?

Sambil tertatih
Ia ke sana kemari mengetuk seluruh pintu yang ada

Namun siapa yang akan membukakan pintu untuknya?
Siapa yang akan sudi meraih tangannya yang dipenuhi darah?

Lagi, lagi realita merangkul erat rasa putus asa
Dia ditampar begitu kerasnya
Dia sadar,
Dia hanya punya dirinya sendiri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline