Lihat ke Halaman Asli

Hizwa Naufal M

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pecel Tumpang, Teh Anget, dan Jalan Dhoho

Diperbarui: 9 Januari 2020   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://risetcdn.jatimtimes.com

Malam itu dingin sekali, lalu aku melihat aplikasi cuaca yang ada di gawaiku menunjukkan 18 derajat. Aku bukan orang Kediri asli, tetapi aku punya banyak teman disini. Jadi kadang-kadang juga sering touring motor ke Kediri, Tulungagung, Blitar, Malang, hingga Probolinggo. Karena sudah terlalu penat dengan pikiran dan pekerjaan yang ada, makanya aku menjadikan bepergian sebagai ajang menyegarkan pikiran agar tidak suntuk dan pusing. 

Ketika aku sudah sampai ditempat yang aku kunjungi, biasanya aku langsung berkeliling ke tempat-tempat wisata disekitar untuk melupakan sejenak hiruk pikuk masalah yang ada. Nah, karena Kediri ialah kota yang sering aku lewatin ketika touring ke Tulungagung dan Blitar, jadi nggak perlu lah main-main ke tempat-tempat wisatanya. Akhirnya, aku hanya berputar-putar di kota saja sampai tiba di salah satu landmark kota. Lalu, aku bertanya pada temanku nama tempatnya, 

"Iki jenenge dalan Dhoho, Hiz." (ini namanya jalan Dhoho, Hiz)

"Woo, Yo apik tenan e. Sak ngertiku soale sing viral tentang kutho mu lak cuman SLG hahaha." (wah, iya bagus juga. setauku yang terkenal dari Kediri cuman Simpang Lima Gumul saja)

"Wah, kowe ki nang endi wae lhee kok lagek ngerti Dhoho." (wah, kamu ini kemana aja kok baru tau Dhoho)

"Hahaha, maklum maklum.. kan sering e nang Tulungagung ora ning kene bro hahaha" (Maklum, kan sering ke Tulungagung. jarang kesini nya)

Setelah itu aku dan temanku menaruh motor untuk parkir, untuk kemudian kami berkeliling disekitar jalan Dhoho. Karena cuaca juga agak mendung dan ada tanda-tanda untuk turun hujan, jadi kami berniat untuk mencari warung dulu untuk bersantai-santai ria. Sekalian, disitu kami juga mencari kulineran yang asli banget Kediri yaitu Pecel Tumpang. Lama sekali aku tidak makan pecel sejak aku kuliah di Jogja, dan ketika pulang ke Bojonegoro pun aku tidak sempat untuk makan makanan ini wkwk . Akhirnya kami berdua makan Pecel Tumpang dan minum Teh Anget.

Ketika sedang asyik makan, ada pengunjung lain yang juga ikut makan bersama disampingku. Ia tidak menyadari bahwa gelas teh itu berada tepat disamping piringnya. Secara tidak sengaja, ia menjatuhkan gelas teh anget milikku. 

"Astagfirullahaladzim, Mas. Maaf mas ya.."

"Iya, mbak.. Nggak apa-apa."

"Mas, tak pesenin lagi ya.. sama pecelnya mas aku yg bayar?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline