Seiring berkembangnya teknologi, permainan tradisional sudah mulai terpinggirkan oleh permainan modern, seperti permainan video game, play station,game online berbagai permainan yang tersedia di komputer, handphone maupun laptop, dan permainan modern lainnya (Fauziah, 2015). Pola permainan anak mulai bergeser pada pola permainan di rumah.
Beberapa permainan banyak digunakan oleh anak anak yaitu permainan dalam bentuk video game. Permainan yang dilakukan oleh anak anak biasaya bersifat individual. Permainan-permainan tersebut tidak mengembangkan keterampilan sosial anak. Anak bisa pandai dan cerdas namun secara sosial kurang terasah (Seriati dan Nur, 2012: 2).
Perkembangan motorik anak memang harus diperhatikan dalam proses perkembangan anak diusia dini. Untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada anak usia dini perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang harus dibantu, bagaimana cara membantu yang tepat dan efisien, dan kita juga harus melihat bagaimana solusi untuk mengembangkan motorik kasar anak dan tetap membuat ia senang dalam menjalaninya.
Permainan tradisional merupakan solusi untuk meningkatkan motorik kasar anak, karena permainan tradisional itu adalah solusi dalam meningkatkan motorik anak tersebut. Karena dalam permainan tradisional terdapat interaksi sosial antara anak anak kecil, dan anak juga tidak akan bermain sendiri dirumah dan anak juga bisa mengenal kehidupan nyata.
Salah satu permainan tradisional adalah permainan engklek atau bisa disebut "sonda". Di Jawa Timur sendiri, masyarakat menganggap sonda atau engklek yang dikenal permainan kuno yang telah dimainkan semanjak zaman Belanda. Permainan engklek dimainkan oleh dua sampai lima orang, dimana bidang permainan engklek dibuat pada tanah atau lantai.
Setiap pemain menyiapkan gico atau gacuk-nya masing-masing. Pemain ini caranya dengan melempar gico pada petak pertama bidang permainan. Pemain ini bermain dengan melewati petak dimana dia melempar gico-nya dan kemudian pemain melompat-lompat dengan satu kaki ke petak selanjutnya sampai kembali ke start.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H