Hampir 2 bulan setelah kepergianmu, tempat menyeduh tampaknya sudah asing bagiku.
Sunset, kopi, genre musik, novel yang sering kita obrolkan telang usang.
Senyuman tulus itu selalu membayangi setiap kali aku bertemu dengan teman sebayamu.
Kemarin, waktu berkunjung disalah satu desa, ada seorang bapak menceritakan kehidupan baikmu. Aku yang mendengar hanya bisa semyum sambil melukis wajahmu diantara kursi-kursi kosong disekitar itu.
Seketika aku mengingat semua dalam hening, ingatan tentang perjalanan panjang semasa menjadi mahasiswa.
Doa-doa masih tetap mengalir dari lisan-lisan tulus yang benar-benar selalu mengingat perjalanan itu.
Percaya terhadap kekuasaan-Nya, kebaikan selalu dilantunkan setiap perjumpaan.
Kau selalu ada dalam ingatan, dan aku selalu menyimpan itu semua.
Bahagialah dalam kehidupan baru nan abadi, kebaikan selalu menemui jalan untuk istirahat.
Tenanglah.....