Aku dulu hanyalah seorang penggemar budaya Jepang. Musik, drama, bahkan tokoh heroik dari negeri Sakura sudah menjadi teman setiaku selama bertahun-tahun. Awalnya, kecintaanku pada budaya Jepang dimulai karena pengaruh seorang teman. Lagu-lagunya yang easy listening membuatku betah menghabiskan waktu untuk mendengarkannya. Namun, semuanya berubah pada tahun 2021, ketika rasa rindu terhadap seorang teman lama yang kini tinggal jauh dari jangkauanku mengarahkan perhatianku ke grup idola Korea, NCT 127.
Temanku ini dulu sering berbagi cerita tentang idolanya. Walaupun kami kini jarang berkomunikasi, kenangan akan obrolan itu membuatku penasaran. Rasa ingin tahuku meningkat saat aku menemukan video NCT 127 di YouTube. Video itu menampilkan mereka sedang memasak dengan gaya yang menghibur. Aku merasa cocok dengan humor mereka, dan itu membuatku terus menonton lebih banyak konten mereka. Ketika lagu
Dari NCT 127, aku mulai tertarik dengan sub-unit mereka, WayV. Perhatian ini berawal ketika seorang teman meminta bantuanku untuk menandatangani petisi agar Lucas, salah satu anggota, bisa kembali dari masa hiatusnya. Aku penasaran mengapa hiatus Lucas memengaruhi aktivitas WayV, sehingga aku mulai menggali lebih banyak tentang mereka. Selain itu, aku ingat cerita temanku tentang Winwin yang merupakan salah satu anggota NCT U. Temanku dulu pernah menyuruhku memilih siapa yang menurutku paling tampan di grup itu, dan aku memilih Winwin tanpa ragu. Dari sana, aku semakin menyukai Winwin dan akhirnya bergabung menjadi Wayzenni (penggemar WayV).
Namun, perjalanan fangirling ini tidak selalu mulus. Aku merasa kesepian karena belum menemukan komunitas yang intens membahas grup-grup YG Entertainment secara luas. Walaupun aku mengikuti beberapa akun media sosial seperti https://www.instagram.com/supportygfamily_id/, aku merasa itu belum cukup.
Segalanya berubah saat aku mulai belajar membaca Hangeul, yang dipicu oleh keinginan untuk memahami lirik lagu G-Dragon dan iKON. Dalam proses ini, aku menemukan komunitas XCarat, sub-unit dari forum Xkwavers. XCarat menghubungkanku dengan para penggemar Seventeen, yang membuatku lebih tertarik pada grup ini. Salah satu alasan utamanya adalah karena fandom mereka, CARAT, memiliki suasana yang lebih damai dibandingkan fandom lain. Interaksi di dalamnya sering kali memunculkan ide-ide baru, seperti subjek penelitian tentang Seventeen yang kumasukkan dalam tugas kuliahku.
Di XCarat, aku aktif dalam diskusi yang mencakup berbagai topik, mulai dari kabar terbaru Seventeen hingga isu-isu internasional seperti Palestina. Salah satu pengalaman berkesanku adalah saat aku menyusun proposal skripsi dengan judul Fanatisme Grup XCarat pada Boyband Korea Seventeen berbasis Ideologi.
Seventeen juga menjadi inspirasi besar bagiku. Mereka pernah tampil di Festival Glastonbury 2024, di mana semua hasil dari acara tersebut disumbangkan ke organisasi seperti Palang Merah Inggris, Oxfam, dan War Child untuk membantu korban di daerah konflik . Hal ini menginspirasiku untuk memanfaatkan pengaruh idola secara positif, tidak hanya untuk diriku sendiri, tetapi juga untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Kini, Korean Wave bagiku bukan hanya soal hiburan. Ini adalah perjalanan produktif yang membuatku lebih kreatif, memahami dunia, dan keluar dari zona nyaman. Fangirling bukan lagi tentang sekadar mengikuti idola, tetapi menjadikannya alat untuk terus belajar dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H