Lihat ke Halaman Asli

Hisyam Suratin

but first, coffee.

Caleg Dilarang Pede!

Diperbarui: 21 Oktober 2018   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Prolog ; Resensi Panggung Politik | Bagian I

"Biarkan fotonya saja yang pede. Orangnya tetap gak boleh pede, apalagi kepedean" begitulah kalimat sederhana muncul dari seorang mantan dosen, yang merangkap jabatan sebagai mantan caleg dan mantan walikota dua periode.

Pertimbangannya? Probabilitas subjektif konstituen memiliki parameter yang terus memuai.

Menyesuaikan perkembangan peta politik yang dirumuskan kembali setiap sabtu pagi. Selalu ada variabel untuk parameter baru.

Lalu, hasilnya?

Sederhana. Lagi - lagi deklamasi simpul massa yang setiap rapat diperdengarkan memiliki lirik dan nada dasar yang sama. Refrain juga mirip - mirip, apalagi intro, wuih, persis, sanjipak eh njiplak plek maksudnya.

Terus, Sam?

Lalu, mendapati lebih banyak temuan fakta yang kontraproduktif dengan target yang dicanangkan. Terlalu banyak umpan lambung, sehingga seringkali sudut dan wawasan politik diuji oleh intuisi politis.

Ujian intuisi politis tak pernah enak. Acap kali kita dihadapkan dengan hasil prediksi yang salah. Hasil analisa yang menegasi fakta terbaru. Duh, bikin mumet.

Lalu apa solusi dan poin pentingnya, Sam?

Sebentar. Saya mau bercerita lebih detil. Saya ingin menyampaikan kronologi berpikir politisi karbitan dan kawakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline