Lihat ke Halaman Asli

Hisyam Fuady

Santri HahaHihi

Meneguhkan Jatidiri Pesantren Sebagai Pencetak Generasi Berakhlaq

Diperbarui: 11 Februari 2021   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

             Berbicara soal pesantren, tentu bukan sekedar berbicara mengenai kajian kitab kuning klasik ataupun sistem pendidikan yang diajarkannya. Lebih dari itu, berbicara soal pesantren juga berarti membicarakan tentang arah, atau orientasi bagaimana potret Indonesia kedepannya. Pesantren merupakan salah satu tiang negara yang bila mana pesantren itu kokoh maka kokohlah Indonesia. Namun jika pesantren itu sendiri goyah maka goyah pula Indonesia.

            Hal tersebut terjadi karena faktor pesantren telah lama berkontribusi untuk kemajuan negara, bahkan sebelum Indonesia sendiri merdeka. Pesantren juga memiliki andil yang pesantren dalam perlawanan melawan penjajah. Sebagai contoh ketika diktum resolusi jihad yang digaungkan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asyarie menjadi pelecut semangat arek arek suroboyo sehingga terjadilah peristiwa 10 november yang tiap tahun dikenal dengan hari pahlawan.

            Dalam perkembangannya pesantren juga mencetak kader santri nya untuk menjadi generasi yang tidak hanya berkutat tentang ilmu tafaquh fid din. Tapi juga diajarkan bagaimana menjiwai serta berwarga negara yang baik di negara Indonesia. Hal yang tidak dapat ditemukan dalam komunal komunitas lain yaitu dimana pesantren tidak hanya menjadi tempat mentransfer ilmu juga menjadi role model bagaiamana cara bermasyrakat dan bertingkah laku yang baik.

            Krisis degradasi akhlak yang telah terjadi di masyarakat agaknya membuat pesantren menjadi solusi yang tepat untuk menjadi wadah untuk mengatasi hal tersebut. Kedepannya pesantren diharapkan mampu menjadi sebuah replika bagaimana cara mencetak generasi yang tidak hanya mampu menekuni kajian kitab klasik, namun juga mampu menjadi uswah hasanah dalam setiap tingkah dan perilakunya serta menjadi orang yang paham akan kewajiban dan haknya dengan manusia lain dan kewajiban dan haknya kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline