Lihat ke Halaman Asli

samy phantom

keren , itu menulis

Sejuta Kebaikan Memaknai Hati ala Punk

Diperbarui: 11 Mei 2020   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagi takjil(Sumber : google)

Punk berbagi sore hari. Di dekat lampu merah mereka bersahaja tampak lelah, walau raut muka menandakan masih segar. Tak perlu bermalu diri. Usahkan segala kemampuan untuk berbakti. Indahnya berbagai kisah kali ini terdapat di desa sumber agung kecamatan Grati. Pasuruan Jawa Timur.

Tanpa meremehkan sedikitpun ikhlas mereka. Harusnya kita melihat mereka memang sangat bermanfaat. Kulit panas terkena polusi dan debu.

Proses pembuatan tato artistik menggunakan jarum suntik (sumber: google)

Tato

Tato dianggap sebagai kriminal. Bukan mendidik. Menuai banyak kecaman Publik. Tidak dilirik sebagai seni unik. Wajar jikalau mereka terusik. Jiwa orang- memang menandang remeh menunjukkan kurang menghargai nilai artistik (Menurut pecinta seni).

Di negara maju, tato dilegalkan malah disebut sebagai seni kelastl tinggi. Hanya saja negara kita kurang menghargai budaya lokal.

 Suku Mentawai di Sumatera, Dayak di Kalimantan atau Moi di Papua merupakan suku-suku di Indonesia yang menetapkan tato sebagai bagian dari ritual adatnya. Bahkan tato Suku Mentawai ditengarai sebagai budaya tato tertua di dunia (sumber : kompasiana)

VERSI KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato adalah gambar (lukisan) pada kulit tubuh. Sedangkan menato adalah melukis pada kulit tubuh dengan cara menusuki kulit dengan jarum halus kemudian memasukkan zat warna ke dalam bekas tusukan itu.

Tato seringkali dijadikan sebagai cara untuk mengekspresikan diri atau menunjukkan identitas diri/kelompok tertentu. Bahkan, saat ini tato tidak hanya digunakan untuk aplikasi medis, namun juga digunakan untuk aplikasi non-medis --misalnya membuat make up "permanen", seperti sulam bibir atau alis (Google).

 Sambil mengenakan pakaian dan artibut lengkap. Mereka melangkahkan kedua kaki mendekati pengendara dengan senyum khas. Tangan yang berjuang untuk kebahagiaan sesama. Tak sekalipun mereka menundukkan pandangan karena cibiran yang kurang berkenan. Justru beginilah sebuah aksi damai dalam menegakkan kebersamaan yang harusnya dicontohkan kaula muda. Hasil usaha jerih sirna, menganggap seperti keluarga di kala wabah melanda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline