SISI DAN BAGIAN PADA KA'BAH
1. MULTAZAM DAN PINTU KA'BAH AL-MUAZZAMAH
Di antara sudut rukun Hajar Aswad dan Rukun Iraqi Ka'bah terdapat sebuah pintu berlapis emas sebesar kurang lebih berukuran 1,8x3,5 meter setinggi 2meter dari permukaan tanah. Daerah di antara pintu tersebut dengan Hajar Aswad yang memiliki jarak sekitar 2 meter yang disebut dengan multazam syarif. Dalam sebuah hadis syarif disebutkan bahwasannya doa yang dipanjatkan di sana (multazam) akan dikabulkan oleh Allah SWT sehingga setelah melakukan tawaf, para jamaah haji berusaha keras untuk bisa berdoa di daerah suci ini, yang kemudian disebut dengan multazam. Multazam berasal dari kata Iltizam yang secara bahasa berarti berpegang erat, memeluk dengan erat, sedangkan Multazam sendiri berarti tempat dipeluk dengan erat.
Amr bin Shuaib RA meriwayatkan dari ayahnya bahwa ayahnya melakukan tawaf bersama Abdullah bin Umar RA. Di akhir tawaf, Abdullah bin Umar RA menyapa Hajar Aswad. kemudian di antara pintu utama Ka'bah dan tiang hajar, dia mendekatkan dada, wajah, lengan, dan tangannya sambil menekan badannya erat-erat sambil berkata, "Sungguh, aku pernah melihat Rasulullah SAW melakukan seperti ini.
2.HAJAR ASWAD
Hajar aswad adalah sebuah batu yakut mulia yang berwarna hitam mengkilat, berukuran sekitar 18-19 cm yang diletakkan di pojok ka'bah oleh Nabi Ibrahim AS seperti saat ini untuk dijadikan tanda tempat mulainya tawaf. Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad adalah sebuah batu yakut putih dari yakut-yakut yang terdapat di surga. Kesalahan orang-orang musyrik membuatnya menghitam. Kelak pada hari kiamat dia akan dibangkitkan seperti halnya gunung uhud dan akan bersaksi bagi ahli dunia yang menyalami dan menciumnya."
Janji kesetiaan Allah dan ketundukan yang kita berikan kepada Allah SWT di akhirat tersimpan di 3 tempat, yang satu di Lauhul Mahfuz, yang kedua di Hajar Aswad, yang ketiga di hati kita. Ketika mengucapkan salam kepada Hajar Aswad hendaknya kita niatkan, "Ya Tuhanku, aku sandingkan janji suci dalam hatiku ini dengan yang ada di dalam Hajar Aswad dan aku perbarui kembali imanku." Menyalami Hajar Aswad pada awal dan akhir setiap Syawt(putaran) tawaf dan saat memulai sa'i hukumnya adalah sunnah.
Pada suatu hari, Hajar Aswad terbelah menjadi 12 bagian, lalu Sultan Murat Han IV mengumpulkannya ke dalam wadah yang terbuat dari timah serta melindunginya dengan lempengan yang terbuat dari perak. Menurut kesepatakan empat Mahzab, mencium Hajar Aswad tanpa membuat orang lain dan dirinya tersiksa hukumnya adalah sunnah, sedangkan menghindari penderitaan hukumnya adalah wajib.
3. HATIM DAN HIJIR ISMAIL
Disisi barat laut ka'bah terdapat sebuah bangunan berupa dinding berbentuk setengah lingkaran yang terletak di antara Rukun Iraqi dan Rukun Syami, di bawah talang emas setinggi 1,25m dan tebal 1,5m yang dinamakan Hatim. Ketika melakukan tawaf, seharusnya dilakukan di luar dinding tersebut.
Bagian kosong antara dinding dan Ka'bah disebut Hijir Ka'bah atau Hijir Ismail. Pada saat Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah, Hijir merupakan bagian dari Ka'bah Al-Muazzamah. Oleh karena itu, bagian dalam Hatim dianggap sebagai bagian dari bangunan Ka'bah.
Suatu ketika Nabi Ismail AS mengadu kepada Allah SWT tentang panasnya kota Mekkah. lalu Allah SWT berfirman, "Aku akan membukakan pada Hijirmu (Hijir Ismail) salah satu pintu surga yang akan keluar udara dingin hingga hari kiamat. Siti Aishah RA berkata, "Kadang-kadang aku ingin masuk Ka'bah dan berdoa di sana." Kemudian, suatu hari Rasulullah SAW menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke Hatim dan bersabda, "Kapanpun kamu ingin masuk Ka'bah, masuklah ke Hatim. Berdoalah di sana karena Hatim memang bagian dari Rumah Allah." (Tirmizi, Al-Hajj, Hal. 876) Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa di sana terdapat makam Nabi Ismail AS dan Siti Hajar.
4. Mizabul Ka'bah (TALANG EMAS)
Mizabul Ka'bah adalah talang air berlapis emas yang dibuat untuk mengalirkan air hujan, yang berada di tengah bagian atas dinding Ka'bah yang menghadap ke Hatim. Diriwayatkan dari Salafus Shalihin bahwasannya doa yang dipanjatkan di dalam area Hatim dibawah talang emas ini sangat mustajab. Para aulia Allah memilih tempat ini sebagai tempat menunaikan ibadah-ibadahnya. Sayidina Utsman bin Affan RA berkata, "Tanyakan kepadaku dari mana aku datang? Aku datang dari surga yang ada di sekitar talang emas. Shalat nya yang dilaksanakan dibawahnya sama seperti shalat yang dilaksanakan di surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H