Lihat ke Halaman Asli

Prof. Banyu Perwita: Plagiat ini Bukan yang Pertama!

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_69674" align="alignleft" width="242" caption="Searah jarum jam dari atas: Prof. Banyu Perwita, Dr. Aileen Baviera, dan Prof. Rommel Banaloi (foto: berbagai sumber)"][/caption] Kasus plagiarisme yang menimpa Prof. Banyu Perwita di harian The Jakarta Post ternyata bukanlah barang baru. Sang profesor pernah melakukan hal yang sama dua tahun lalu pada harian yang sama pula. Dalam artikelnya, "Rising China and the implications for SE Asia" (The Jakarta Post, 4 Februari 2008), terindikasi jelas bahwa profesor yang mengajar di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan ini menjiplak beberapa frase dan kalimat dari setidaknya dua jurnal ilmiah. Para korban plagiarisme dalam kasus ini adalah Prof. Rommel C. Banlaoi dan Dr. Aileen San Pablo-Baviera. Artikel Prof. Rommel Banlaoi yang dibajak berjudul "Southeast Asian Perspectives on the Rise of China: Regional Security after 9/11". Sementara itu, artikel Dr. Aileen Baviera yang dibajak berjudul "China as a Rising Power: Implications for the Asia-Pacific Region". Kompasianers yang ingin mengetahui lebih lanjut detail plagiarisme artikel Prof. Banyu Perwita, silakan mengunduh laporan Side-by-Side Comparison yang telah kami susun pada tautan ini: http://www.datafilehost.com/download-6583dd7c.html Beberapa fakta menarik yang berhasil kami temukan ialah sebagai berikut: 1. Entah karena disengaja atau tidak, dua artikel Prof. Banyu Perwita tersebut (diterbitkan tahun 2008 dan 2009) dimuat di The Jakarta Post pada tanggal yang berdekatan dengan hari ulang tahun sang profesor (6 Februari). 2. Kedua korban, yaitu Prof. Rommel Banlaoi dan Dr. Aileen Baviera, sama-sama warga negara FilipinaProf. Rommel Banlaoi yang pernah mengajar di University of the Philippines saat ini menjabat sebagai Senior Fellow di the Yuchengco Center of De La Salle University (lih. profilnya di sini). Sementara itu, Dr. Aileen Baviera saat ini menjabat sebagai dekan di Asian Center dan mengajar pula di University of the Philippines (lih. profilnya di sini). Belum dapat diketahui bagaimana hubungan antara ketiga profesor/doktor ini. Kami juga belum dapat menyimpulkan apakah Prof. Rommel Banlaoi dan Dr. Aileen Baviera telah mengetahui bahwa karya ilmiahnya dibajak oleh Prof. Banyu Perwita. Dalam waktu dekat, kami akan mencari konfirmasi. Informasi dari Kompasianers lain menyangkut hal ini tentu akan sangat membantu. Kesimpulan sementara, karena kasus ini bukanlah kasus yang pertama ia lakukan, sungguh tidak layak jika Prof. Banyu Perwita menggunakan alasan unintentionally (secara tidak disengaja) untuk mendeskripsikan plagiarisme yang ia lakoni. Bukankah ada ungkapan, hanya keledai yang jatuh dua kali ke dalam lubang yang sama? Maka, sanksi tegas perlu dikeluarkan dari pihak Universitas. ======================================= Baca reportase/artikel terkait sebelumnya (sesuai kronologi): Professor (Indonesia) Memalukan? Profesor Plagiator: Maling Teriak Maling Prof. Banyu Perwita: Keluar atau Lanjut? Terima kasih kepada Kompasianer Limantina SihalohoMarianne Yeats, Nora Hanindita, dan Kompasianer lain yang telah memberikan reportase/artikel/tautan yang relevan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline