Lihat ke Halaman Asli

HiQudsStory

Content Writer, Full time Blogger

Waspada Stroke Manfaatkan 1 Menit Anda, SeGeRaKeRS!

Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri Kemenkes

Mendengar kata stroke, saya jadi teringat dengan almarhumah ibu saya yang mengalami stroke selama kurang lebih 2 tahun. Masih jelas diingatan saya kondisi almarhumah ibu ketika mengalami stroke. 

Beliau mengalami separuh tubuh yang melemah dan juga senyum yang tidak simetris yang merupakan gejala awal terkena stroke. Walau kami sekeluarga langsung mengupayakan membawa beliau ke dokter, namun seiring berjalannya waktu kondisi beliau semakin memburuk hingga mengharuskan beliau hanya berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda.

Sedih? Tentu saja, siapa yang tidak sedih melihat kondisi orang tua yang seperti itu. Stroke memang menjadi salah satu momok penyakit bagi kita, salah satu penyakit yang tidak bisa dianggap sepele karena dapat mengancam keselamatan jiwa dan juga kecacatan pada anggota tubuh. 

Stroke adalah suatu kejadian di mana pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah yang mengakibatkan  sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel/jaringan. 

Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. 

Secara ekonomi penyakit stroke ini bahkan menghabiskan biaya pelayanan kesehatan hingga Rp1,91trilyun berdasarkan data BPJS tahun 2021 dan ini termasuk tertinggi ke tiga. Bisa dibayangkan bagaimana keluarga pasien yang harus berusaha mengeluarkan biaya untuk mengobati anggota keluarganya yang terkena stroke.

Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS tahun 2018) menunjukkan kasus stroke di Indonesia mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.Kasus Stroke tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (1,47 %), terendah di Provinsi Papua (0,41 %)
b.Prevalensi kejadian stroke pada penduduk yang tinggal perkotaan (12,6 permil) lebih tinggi dibandingkan penduduk yang tinggal perdesaan (8,8 permil)
c.Prevalensi kejadian stroke pada laki-laki (11,0 permil) hampir sama dengan kejadian stroke pada perempuan (10,9 permil)


Oleh sebab itu dibutuhkan layanan kesehatan atau Rumah Sakit yang mampu memberikan layanan stroke kepada pasien secara paripurna. Pemerintah menyediakan Rumah Sakit vertikal utama sebanyak 6 Rumah Sakit dan 3 Rumah Sakit untuk tingkat madya. 

Layanan kesehatan ini tentunya didukung oleh ketersediaan dokter spesialis syaraf sebanyak 2261 orang, dokter neurointervensi sebanyak 54 orang, dan dokter bedah saraf fellow/subspesialis vascular sebanyak 38 orang.

Temu Blogger Kesehatan bersama Mentri Kesehatan bapak Budi G Sadikin, dokpri Kemenkes

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline