Salah satu kecakapan hidup yang penting untuk dikembangkan adalah keterampilan berpikir. Keberhasilan seseorang dalam hidupnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan berpikirnya, terutama dalam menghadapi dan memecahkan berbagai masalah kehidupan. "Berpikir kritis berarti membuat penilaian yang masuk akal." Bayer (1995). Menurut Beyer, berpikir kritis adalah menggunakan kriteria untuk menilai kualitas sesuatu, dari aktivitas sehari-hari hingga menyusun kesimpulan dari tulisan. Ini membantu seseorang mengevaluasi validitas pernyataan, ide, argumen, dan penelitian. Sedangkan menurut matindas "Berpikir kritis adalah aktivitas mental untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Evaluasi ini biasanya berakhir dengan keputusan untuk menerima, menolak, atau meragukan pernyataan tersebut. Matindas menyatakan bahwa banyak orang tidak membedakan antara berpikir kritis dan berpikir logis, padahal ada perbedaan besar. Berpikir kritis bertujuan untuk membuat keputusan, sementara berpikir logis hanya diperlukan untuk menarik kesimpulan. Pada dasarnya, berpikir kritis melibatkan pemikiran logis yang diikuti dengan pengambilan keputusan."
Karena perannya yang sangat vital, berpikir kritis menjadi semakin penting dalam era teknologi informasi. Di zaman di mana teknologi menjadi sumber utama informasi, kemampuan untuk mengevaluasi, menganalisis, dan memahami informasi secara kritis sangat diperlukan. Teknologi informasi diciptakan untuk mempermudah setiap pekerjaan manusia. Menurut Imam Baihaqi, teknologi adalah cara atau metode untuk mengolah data atau informasi guna menciptakan efisiensi biaya dan waktu, serta menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Sedangkan infromasi adalah suatu yang penting bagi penggunanya baik untuk masa sekarang maupun mendatang.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengasah keterampilan berpikir di era teknologi informasi, salah satunya yaitu dengan Membaca dengan kritis, melibatkan proses aktif dalam mengevaluasi berbagai sumber dan literatur. Jangan hanya sekadar menerima informasi begitu saja, tetapi jadikan kebiasaan untuk mengajukan pertanyaan dan menganalisis secara mendalam. Pertimbangkan sumber informasi, kredibilitas penulis, serta relevansi informasi dengan topik yang dibahas. Selain itu, evaluasi argumen yang disajikan, identifikasi asumsi yang mendasarinya, dan cari bukti atau data yang mendukung atau menentangnya. Dengan ini, dapat memperdalam pemahaman tentang suatu topik dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang lebih baik. Dengan demikian, berpikir kritis bukan hanya sekadar sebuah keterampilan tambahan, melainkan suatu kebutuhan esensial untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam mengelola dan memahami luasnya arus informasi yang tersedia.
REFERENSI
Zubaidah, Siti. (2020). Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Sains, researchgate.
Yustiani, Rini & Yunanto, Rio (2017). Peran Marketplace Sebagai Alternatif Bisnis Di Era Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA). Vol. 6, No. 2, (44)
Hidayah, Nur. (2015). Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif. Makalah. Jawa Timur Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling PD ABKIN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H